Pasca waterleiding rampung dilaksanakan, masyarakat dan para pembesar di Nagari Koto Gadang pun bersiap untuk melaksanakan pesta hajatan, untuk membuka kran dari sumber bak air yang ada di Koto Gadang.
Pada 30 Janauri 1933 tamu yang diundang pun hadir, di antaranya Asisten Residen Fort de Kock W.J Cator, AI Spits (Asisten Residen Agam), dr A Saleh Sutan Perpatih (hoofddistrict Bukittinggi), Imam Batoeah (hoofddistrict Biaro), Theunissen (Passerfonds), Jazid Rajo Mangkuto, dan Boehar dan Noezer (kepala tukang waterleiding). hoofd penghulu dari Nagari Guguak, Datuk Temanggung dari Nagari Koto Tuo, dan lainnya (de Sumatra Post, 5 Februari 1933).
Dalam pesta yang yang dilaksanakan meriah. Anak-anak dan keturunan dari Koto Gadang pun sudah membanjiri perayaan tersebut. Para perantau Koto Gadang yang berasal dari Sabang sampai ke Fakfak Papua pun menghadiri acara – yang direncanakan dibuka oleh Residen Sumatra Westkust, B.H.F Van Heuven (Sumatra-bode, 3 Februari 1933).
Namun, di hari yang ditunggu-tunggu warga Koto Gadang itu, Heuven berhalangan hadir. Ia pun mengutus Fanoy – asisten residen Padang, untuk memberikan sambutan dalam acara peresmian waterleiding di Koto Gadang (De Waterstaats Ingenieur No.3, 1933)
Dalam sambutannya, Fanoy memuji Koto Gadang harus dicontoh oleh negeri lainnya di Sumatra Westkust. “Anak negerinya selalu berusaha bagi kemajuan negerinya. Orang K.G yang di rantau menolong usaha dengan uangnya, walaupun sekarang adalah waktu susah. Tetapi kebutuhan negerinya selalu dipentingkannya” – demikian Fanoy menyanjung tinggi uletnya orang Koto Gadang membangun saluran air bersih untuk negerinya.
Sambutan Fanoy jelas mengindikasikan, hadirnya waterleiding bersumber dari semangat kebersamaan dari warganya baik di Koto Gadang maupun yang berada di perantauan. Bukan berasal dari perorangan, maupun orang yang berpengaruh di Koto Gadang.Di akhir sambutannya, Fanoy pun meneriakkan, “Hiduplah Koto Gadang dengan waterleidingnya!” Ucapan Fanoy ini segera disambut dengan gemuruh tepuk tangan dari massa yang hadir. Pasca Fanoy memberi sambutan, dilanjutkan dengan antaran kata dari AI Spits (asisten residen Agam).
W.J Cator asisten residen Fort de Kock yang dinanti-nanti meresmikan dan membuka kran di bak Gobah, memberi sambutan. Dalam arahannya, Cator menyanjung kerja keras dari Jazid Rajo Mangkuto yang membuktikan baktinya untuk negeri kelahirannya. Di akhir pidatonya, Cator meminta massa meneriakkan tiga kali untuk kerja keras Jazid, “Hiduplah engku Jazid dengan pembantunya!”
Setelah pidatonya, Cator pun menuju ke bak Gobah yang terletak di Bukit, Koto Gadang. Ketika kran dibuka dan diresmikan oleh Cator, dilanjutkan dengan foto bersama bersama plakat yang bertuliskan, ”Pimpinan toean Spits dan atas oesaha toean W.J Cator waterleiding Kota Gedang 30_1_33” (Berita Kota Gedang, Februari 1933).
Editor : Eriandi