Mengembalikan Marwah Jalan Permindo, 'Malioboro'nya Kota Padang

×

Mengembalikan Marwah Jalan Permindo, 'Malioboro'nya Kota Padang

Bagikan berita
Mengembalikan Marwah Jalan Permindo, 'Malioboro'nya Kota Padang
Mengembalikan Marwah Jalan Permindo, 'Malioboro'nya Kota Padang

Arif Kurniawan segendang sepenarian dengan Rani. Lelaki yang berdomisili di Siteba itu kerap mengeluh saat dirinya melewati jalan Permindo. Lelaki yang bekerja di salah satu perusahaan swasta itu berharap masalah kemacetan cepat teratasi.

“Tentunya kita ingin jalan Permindo bebas dari pedagang, sehingga bebas untuk dilalui pengendara,” harap Arif.

Masih banyaknya PKL yang berjualan di badan jalan dan selalu mengundang kemacetan itu ditanggapi Sosiolog Universitas Andalas, Dr Indraddin, S.Sos, M.Si. Akademisi FISIP Unand itu menilai, terbitnya Perda terbaru tentang Ketentraman dan Ketertiban Umum mesti dipatuhi oleh PKL. Tidak ada lagi alasan para pedagang untuk tidak mau ditertibkan.

“Trotoar dan badan jalan otoritasnya ada di pemerintah, jadi tidak ada alasan pedagang untuk tidak bisa diatur, karena pedagang berjualan menggunakan badan jalan dan fasilitas umum,” katanya.

Apa yang dikatakan Sosiolog Unand itu memang ada benarnya. Sejak banyaknya pedagang yang berjualan memakan badan jalan, pembeli malas untuk datang ke kawasan ini. Karena harus bermacet-macet ria dan penuh tantangan untuk datang. Hal ini tentunya menjadikan kawasan Permindo kehilangan marwah dan gezahnya selama ini. Permindo yang dulunya menjadi primadona bagi siapa saja yang ingin berbelanja, kini haru mengurungkan niatnya untuk melewati maupun datang ke kawasan Permindo.

Sebenarnya, apabila jalan Permindo telah kosong dari PKL, marwah Permindo akan kembali menjadi “Malioboro”nya Kota Padang. Apalagi jika kawasan ini ditata dengan baik, menjadikan lokasi ini tidak saja sebagai tempat berbelanja. Akan tetapi juga menjadi tempat berwisata kuliner. Bila sudah begitu, wisatawan domestik maupun mancanegara akan tertarik untuk datang.

Pakar Pariwisata Indonesia, Sari Lenggogeni menilai, kawasan Permindo memang sempat ‘booming’ karena lokasi ini pernah menjadi pusat “Pasar Malam” yang didatangi wisatawan. Sari menyebut, Permindo mampu menjadi magis dan daya tarik bagi wisatawan domestik. Apalagi Padang, atau Sumatera Barat sangat dikenal dengan makanan atau kulinernya yang menggugah selera siapa.

“Padang dikenal dengan masakannya (kuliner), foodies (pecinta kuliner) akan mencari makanan jika datang ke Sumatera Barat,” ungkap akademisi yang juga Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Sumatera Barat itu.

Sari Lenggogeni melihat, potensi jalan Permindo cukup besar, terutama sebagai lokasi jajanan kuliner khas lokal. Menurutnya, sudah saatnya Permindo dikelola sebagai lokasi “Food Street”. Apabila lokasi ini dijadikan “Food Street”, wisatawan akan datang ke lokasi ini pada malam hari untuk menikmati sajian kuliner. Tidak menjadikan macet jalanan, karena kawasan Permindo sekaligus menjadi kawasan bebas kendaraan (Car Free Day) di malam hari.

Editor : Eriandi
Bagikan

Berita Terkait
Terkini
pekanbaru