Beranjak ke lokasi di dekat rangkiang, petugas memotong 69 ekor ayam biriang. Darahnya, mesti kena kaki peserta. Selesai. Belum ternyata, ayam tadi dimasak, lalu beberapa jam kemudian, makan bersama. Bajamba.
Kenapa diperbuat?
----------------------------------------------------------------
“Kenapa diberbuat? Wartawan bertanya pada Dt Febby.
“Untuk menghidupkan kembali tradisi,” kata Datuk. Silek, senantiasa disebut-sebut berkaitan dengan surau. Surau dalam konsep semula, sudah tidak ada. Anak Minang belajar silat, banyak. Bahkan, pesilat tangguh juga sangat banyak. Yang lupa, prosesi, seperti diadakan Dt Febby itu.
“Ini untuk ketahanan budaya. Fondasinya kan di daerah. Jika kuat, maka selanjutnya menyumbangkan kekuatannya pada ketahanan nasional,” kata lulusan Lemhanas ini di Medan Nan Bapaneh, Kapalo Koto, Jorong Gurun, Nagari Gurun Kecamatan Sungai Tarab, terpaut sejengkal dari pusat kota Batusangkar.
Silek Harimau adalah salah satu jenis silat Minangkabau. Beberapa nama silat lainnya, Silek Pangka Tuo, Silek Tuo, Kumango, Kuciang, Kambiang Hutan, Gajah Badorong, Balam, Buayo, Sikoka. Kemudian silek Anjiang Mualim, Alang Bangkeh, Singo, Kinantan, Kampuang, Rumah Gadang, Ulu Ambek, Lintau, Sungai Patai, Balubui, Taralak, Sitaralak, Buah Tarok. Lanjut, Silek Kinari, Pukulan 10, Pangian, Pakiah Rabun, Sunua, Simpie, Luncua, Cakak, Galuik, Bayang, Sewai. Masih ada, Silek Gunuang, Durian, Gayuang, Natar dan Silek Sabondo serta Silek Pauh. Masih ada lagi, tapi, terlalu banyak nama.Tiap silek itu ada guru gadangnya. Tapi, ada yang sudah tiada dan sileknya tidak diajarkan lagi. Daftar yang ada di atas berjumlah 40 jenis silek saja. Penamaannya jika tidak nama binatang, maka nama tempat, atau perbuatan. Seperti Silek Galuik dan Cakak.
Sementara itu di Gurun diajarkan Silek Harimau, yang memang paling terkenal. Gurunya Edwel Yusri Dt Rajo Gampo Alam. Tokoh ini lahir 1963 di Bukittinggi. Tentus aja Edwel belajar Silek Harimau di kampungnya, Balingka, yaitu dari kakeknya bernama Inyiak Angguik. Ia berdomisili di Jakarta. Salah seorang kawannya, Dr Edwin Hidayat Abdullah, pria Rao Rao itu, menguasai Silek Kumango, bahkan jadi guru gadangnya.
Editor : Bambang Sulistyo