Wakil Ketua PWI Sumbar, Syawir Pribadi, menambahkan bahwa pilihan Syam merupakan bentuk pernyataan sikap yang patut dihormati. “Dalam dunia pers, keberanian mengambil keputusan yang benar di saat-saat sulit adalah kualitas langka. Syamsoedarman membuktikan bahwa ia memiliki kualitas itu,” ujarnya.
Perjalanan Panjang Seorang Wartawan
Syamsoedarman telah menjalani lebih dari tiga dekade karirnya di dunia jurnalistik. Ia memulai dari bawah sebagai wartawan Koran Masuk Desa (KMD) Harian Singgalang di era 1970-an, hingga akhirnya meniti karir sebagai Redaktur Pelaksana di media yang sama.
“Saya tidak pernah membayangkan bisa berada di titik ini. Bagi saya, setiap berita yang dimuat waktu itu adalah kemenangan kecil yang membuat saya ingin terus menulis,” kenangnya.
Kini, di Pekanbaru, Syam berdiri bukan sekadar sebagai penerima PCNO, tetapi juga sebagai simbol dari keberanian, keteguhan, dan kecintaan pada profesi jurnalistik.“Pekanbaru bukan sekadar tempat, tapi sebuah pilihan hati. Di sinilah sayap merayakan makna sejati dari profesi yang telah saya jalani puluhan tahun,” tutupnya dengan senyum penuh rasa syukur.(r)
Editor : Eriandi