PASBAR - Kawasan wisata Lubang Jepang di Talamau, Kabupaten Pasaman Barat yang dulunya menjadi destinasi bersejarah dan menarik, kini kondisinya memprihatinkan.
Situs yang kaya akan nilai sejarah itu tampak tidak terurus dan dibiarkan begitu saja.
Erwin (60), seorang warga setempat, pada Kamis (20/2) mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi Lubang Jepang yang berada di kawasan hutan antara Talamau dan Simpang Ampek. Ia menyebut bahwa Lubang Jepang merupakan bunker atau terowongan peninggalan masa pendudukan Jepang yang memiliki nilai sejarah tinggi.
"Kawasan ini merupakan salah satu kebanggaan Pasaman Barat dan memiliki nilai sejarah yang penting. Namun, sangat disayangkan sekarang sudah tidak terurus lagi," ujar Erwin.
Lubang Jepang di Talu awalnya dibangun oleh Jepang pada periode 1942-1945 sebagai tempat persembunyian dan pengintaian terhadap musuh selama masa penjajahan Belanda.
Bangunan ini merupakan salah satu peninggalan bersejarah yang menjadi bukti keberadaan Jepang di Pasaman Barat.
Pada masa lalu, kawasan Lubang Jepang sempat menjadi daya tarik wisata yang cukup diminati. Banyak wisatawan, baik lokal maupun dari luar daerah, datang untuk melihat langsung struktur bunker yang unik dan memiliki nilai historis tinggi.Namun, seiring berjalannya waktu, kondisi tempat ini semakin memprihatinkan. Tidak ada perawatan yang memadai, sehingga bangunan mulai rusak dan lingkungan sekitar pun tampak tidak terawat. Hal ini menyebabkan minat wisatawan untuk berkunjung semakin berkurang.
Masyarakat setempat berharap pemerintah daerah dapat mengambil tindakan untuk menghidupkan kembali kawasan wisata ini. Mereka menilai, dengan pengelolaan yang baik, Lubang Jepang bisa kembali menjadi salah satu destinasi unggulan di Pasaman Barat.
"Jika dirawat dengan baik, tempat ini bisa menjadi objek wisata sejarah yang menarik dan mendatangkan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar," tambah Erwin.
Editor : Rahmat