PADANG - Pemerintah Kota (Pemkot) Padang menggelar simulasi tanggap darurat dan mitigasi bencana sebagai cara meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi abrasi dan banjir akibat perubahan iklim.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang, Hendri Zulviton, menjelaskan bahwa Kota Padang memiliki potensi bencana yang cukup besar, terutama banjir dan tsunami. Oleh karena itu, mitigasi dan kesiapsiagaan menjadi langkah krusial dalam mengurangi risiko bencana.
"Curah hujan yang tinggi serta pengerukan sungai menjadi faktor utama penyebab banjir. Maka dari itu, masyarakat harus selalu waspada dan memiliki tas siaga bencana di setiap rumah untuk mengantisipasi keadaan darurat," ujar Hendri di Gedung Asabri, Padang Sarai, Kota Padang, Provinsi Sumatra Barat pada Sabtu (22/2/2025).
Sebagai langkah konkret dalam mitigasi bencana, BPBD Kota Padang akan memasang Early Warning System (EWS) atau sistem peringatan dini tsunami di Padang Sarai pada 27 Februari 2025.
"EWS ini akan berbunyi sebagai tanda peringatan jika terjadi potensi tsunami. Kami juga akan memasang rambu-rambu evakuasi tsunami di berbagai lokasi strategis di Kota Padang," jelas Hendri.
Menanggapi hal itu, Lurah Padang Sarai, Nasrul Tanjung, menegaskan pentingnya kesadaran dan kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana."Kita harus belajar bagaimana menghadapi situasi darurat saat bencana benar-benar terjadi. Kesadaran dan kesiapan adalah kunci utama dalam menghadapi bencana alam," ungkap Nasrul.
Sebagai penutup kegiatan, dilakukan penanaman pohon ketaping di sekitar Bandar Sungai TPI sebagai langkah mitigasi untuk mengurangi dampak abrasi di wilayah pesisir.(*)
Editor : Rahmat