Banyak juga tantangan yang dihadapi, mulai dari insiden cedera patah tulang kaki, membuat Raisa tidak bisa latihan selama enam bulan sehingga tidak bisa mengikuti kejuaraan nasional di Pekanbaru ketika itu.
Tapi orang tuanya selalu percaya, selama Raisa berusaha dan tidak menyerah, impian itu bisa tercapai. Dengan diraihnya emas pada ajang SAH484T INDONESIA Nasional Taekwondo Championship 2025.
Dukungan keluarga dan rekan satu klub menjadi dorongan besar bagi Raisa untuk terus maju. Ia kerap berlatih hingga larut malam, mengulang setiap teknik hingga sempurna di rumah.
Bagi orang tua nya, Taekwondo bukan sekadar olahraga, tetapi sebuah perjalanan hidup yang penuh makna untuk Raisa.
"Yang dulunya rebahan di rumah megang smartphone, Alhamdulillah sekarang sudah bisa berprestasi dan memiliki keluarga baru di HTC," ucap orang tua Raisa. Selasa 25 Februari 2025.
Dirinya menyatakan prestasi ini menjadi tonggak penting dalam karier Raisa. Namun, ia sadar perjalanan belum selesai. Kemenangan di Kejurnas ini hanyalah awal dari mimpi-mimpinya yang lebih besar.
“Kami ingin Raisa terus berkembang dan meraih lebih banyak medali. Target selanjutnya adalah bertanding di level internasional dan membawa nama Indonesia ke podium dunia,” kata orang tua Raisa dengan penuh harap.Bagi Nanda Fajar Chakti, S.Pd sebagai kepala pelatih HTC Fighter, kemenangan Raisa juga menjadi kebanggaan tersendiri.
Medali emas ini menjadi motivasi bagi atlet-atlet muda lainnya untuk berjuang lebih keras dan mengukir prestasi serupa.
Dalam Kejurnas tersebut, HTC Fighter berhasil meraih juara umum III dengan diikuti sekitar 1.300 peserta dari berbagai provinsi di Pulau Sumatera.
Editor : Bambang Sulistyo
