Membaca Peta Pendidikan Sumbar (2) MAN IC Padang Pariaman Sayap Anak yang tak Dijahit

×

Membaca Peta Pendidikan Sumbar (2) MAN IC Padang Pariaman Sayap Anak yang tak Dijahit

Bagikan berita
Mhd Pengestu Abdila, kacamata belakang dalam salah satu aktivitas praktikum kimia  terakhirnya di MAN IC (dok MPA)
Mhd Pengestu Abdila, kacamata belakang dalam salah satu aktivitas praktikum kimia terakhirnya di MAN IC (dok MPA)

Menurut Kepsek Hendri Sakti, pada kompetisi tingkat internasional untuk kategori robot line tracer senior di Malaysia 11 sampai 13 Januari 2025, anak didiknya keluar sebagai juara pertama dan kedua. Dalam ajang itu, ikut 21 peserta dari MAN IC, sembilan di antaranya siswi.

Pada Agustus 2024 beberapa siswanya melaju di Olimpiade Sains Nasional (OSN) dengan meraih sejumlah medali. Untuk perak disabet oleh Joni Anwar Afrizul, sedang perunggu; Rezakhan Muhammad Rovie. Muhamad Pengestu Abdila, Latifah Ferry Shafiya, Muhammad Arifin Ilham dan Erdi Dzaki Abdullah. Pada ajang Kompetisi Sains Madrasah (KSM) di Ternate September 2o24, tiga murid madrasah ini pulang membawa medali. Untuk perunggu bidang bilogi didapat oleh Muhamamd Pengestu Abdila, perak bidang kimia diraih Joni Anwar Afrizul dan perunggu untuk geografi disabet oleh Farhan Arif Rachman.

Hendri Sakti menyebut, di madrasahnya diterapkan sistem yang terukur. Pertama penelaah sistem kurikulum nasional. Kemudian melakukan inovasi pembelajaran yang lebih menekankan kepada kompetensi dan bakat minat siswa. Kedua, memberikan asessmen pendahuluan pada siswa baru. Ketiga, melakukan pelayanan individu sesuai dengan karakter siswa. Poin tiga inilah yang sangat penting, guna memberi ruang kepada talente individu. Lalu keempat inovasi media dalam PBM dengan berbasis IT

Kelima melakukan evaluasi rutin, keenam melakukan persiapan siswa untuk masuk PT baik jalur SNBP maupun SNBT, tujuh pendampingan siswa belajar malam hari di asrama, delapan pembinaan religi ( shalat wajib 5 waktu berjamaah, shalat sunat, puasa sunat, tahfiz). Kesembilan, pembentukan karakter siswa, kedisiplinan dan cara membagi waktu. Terakhir, pendampingan siswa masuk PT.

“Ini bagian sistem yang yg kami lakukan,” kata Kepsek itu pula.

MAN IC merupakan madrasah unggulan di Indonesia. Keunggulannya, kurikulum yang berkualitas, melebihi standar nasional, penerapan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk meningkatkan produktivitas pengajar, wajib berkomunikasi dalam tiga bahasa, yaitu Indonesia, Inggris dan Arab. Kemudian sistem pendidikan berasrama, memfasilitasi siswa untuk berprestasi, embentuk lulusan yang berakhlakul karimah, cerdas intelektual, dan memiliki keluhuran budi. Lantas memfasilitasi siswa untuk menguasai Iptek dan meningkatkan iman dan takwa

Madrasah ini muncul pertama kali 1996 di Serpong, di bawah Kementerian Agama. Disusul 25 madrasah sejenis di seluruh Indonesia. Salah satunya yang di Sintuak itu pada tahun yang sama. Titik kejar madrasah ini, pencapaian tertinggi dan mendalam. Seimbang ilmu pengetahuan, teknologi dan ketaqwaan.

MAN IC Padang Pariaman ini, memiliki kuota yang terbatas, karena itu seleksinya ketat. Lima tahun silam, MAN IC ini, meraih posisi kelima terbaik nilai UTBK di Sumbar. Peringat pertama pada 2021 dan 70 di Indonesia. Pada 2024, peringat 50 se Indonesia. Lulusan Man IC diterima di berbagai perguruan tinggi terbaik Indonesia.

Di bawah nyiur nan melambai, peserta didik melakukan aktivitas belajar, para gurunya yang campin, membantu anak-anaknya untuk menemukan apa yang mereka cari. Sekaligus madrasah memberi kehidupan baru bagi anak nagari sekitar, yang mereka sekaligus adalah penjaga sekolah tersebut.

Madrasah Iptek dan Imtak ini, punya fasilitas pusat kegiatan siswa, pustaka, labor komputer, kimia, fisika dan biologi. Punya asrama yang tiap kamar diisi tiga dipan bertingkat atau diisi enam murid. Tiap kamar punya kamar mandi sendiri. Punya, masjid, lapangan, aula. Ruang kelas dilengkapi smart tv, CCTV, AC. Sekolah ini punya taman nan asri dengan kolam ikan untuk keindahan dan kesejukan.

Editor : Bambang Sulistyo
Bagikan

Berita Terkait
Terkini