Kitab Kuning di MTI pada tingkat Ibtidaiyah (dasar - 1 tahun). Ini bertujuan memperkenalkandasar-dasar ilmu agama Islam dan membaca kitab kuning. Ketika memperlajari Tauhid, maka santri punya kitab pegangan Al-Aqwal al-Mardhiyah, al-Jawahir al-Kalamiyah. Untuk ini dipakai metode pembacaan dan pemahaman dasar akidah.
Santri harus menyantap Fiqh, namanya saja sekolah agama, maka kepadanya diberikan kitan Matan Taqrib. Di sini dijelaskan hukum dasar ibadah wajib, seperti salat, puasa dan zakat. Jika anak tamat Canduang naik mimbar dan isi ceramahnya soal fiqh, itu telah ia pelajari dengan matang waktu di Canduang. Dengar baik-baik, bagus untuk kita. Kalau masuk pada Ilmu Tafsir, santaplah bagian awal dari Tafsir Jalalin. Ini, tafsir yang terkenal di kalangan sarjana Islam, disusun oleh guru dan dilanjutkan muridnya. Yang pertama Jalaluddin al Mahalli pada 1459, lalu sang guru meninggal dan dilanjutkan oleh muridnya Jalaluddin as Sayuti pada 1505.
Kupasan hadist, kitabnya antara lain Arbain Nawawi, santri setidaknya mesti hafal 40 hadis pilihan. Bidang ajar Nahwu akan dibantu oleh kitan Jurumiyyah. Ini memerlukan pengauasaan Bahasa Arab. Demikian juga dengan ilmu Sharaf akan merujuk kitab Al-Amtsilah At-Tashrifiyyah. Mata pelajaran Matan diperkaya dengan mitan Bina wa Maqsud. Tatkala santri memperlajari Akhlak, maka rujukannya antara lain, Akhlaq Lil Banin.
Tingkat Tsanawiyah, Menengah 3 Tahun
==============================Anda masih di sini, di madrasah Inyiak Canduang. Tujuh tahun, mempelajari agama, benar-benar siap jadi ulama di tengah masyarakat. Inilah tingkat tsanawiyah masa belajar 3 tahun. Bertujuan untuk memperdalam ilmu agama dan meningkatkan keterampilan membaca kitab. Mata pelajarannya dengan kitab Kifayatul ‘Awam, Durr al-Farid. Fiqh dengan Fathul Qarib. Kitab apa itu? Studi kasus hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari. Kalau membagi waris misalnya, tanya alumni Canduang biar terang.
Selanjutnya tafsir, kembali membaca Tafsir Jalalain pada bab-bab berikut. Berikut hadis berpegang pada kitab Riyadhus Shalihin. Nahwu mengkaji kitab Mukhtashar Jiddan, Kawakib al-Durriyah. Ini dianalisis secara mendalam bersama pada guru. Untuk bidang studi Sharaf, memakai kitab Al Kailaniy, mempelajari perubahan kata dalam Bahasa Arab. Selanjutnya Tasawuf, dengan kitab Bidayatul Hidayah, Muraq al ‘Ubudiyah yang akan mengantarkan santri memakahi spritualitas Islam. Sementara itu, untuk pelajaran Balaghah memakai kitab Bidayatul Balaghah, membawa santri pada analisasi sastra Arab dan keindahan kata-katanya. Pelajaran ini menarik sebenarnya, kecuali Anda tidak meminatinya.
Editor : Eriandi