Persebaran kasus kekerasan di lingkungan ponpes di Indonesia, terang Albert, sejak tahun 2017- 2019 ditunjukkan dengan jumlah korban untuk laki-laki sebanyak 47%, perempuan sebanyak 53%.
“Jumlah pelaku laki-laki sebanyak 98% dan jumlah pelaku perempuan sebanyak 2%,” ungkap Albert yang juga pengasuh Pesantren
Terpadu Serambi Mekkah Padangpanjang. Albert menambahkan, terdapat beberapa insiden kekerasan yang diketahui berujung pada kematian di pesantren dalam beberapa tahun terakhir. Pelaku dalam empat kasus kekerasan itu, lanjutnya, adalah teman sebaya korban alias teman seangkatan.
“Penyebabnya juga serupa, yaitu karena korban diduga mencuri uang, ponsel, pakaian, dan ragam barang lainnya,” imbuhnya.
Melalui disertasinya Albert mengembangkan model pelatihan untuk pengelola pesantren ramah anak dengan nama Model PE-ADI. Model PE-ADI, jelasnya, adalah suatu model pelatihan yang dilaksanakan dengan melakukan empat tahapan PE-ADI, singkatan untuk Pemahaman, Eksplorasi, Aktualisasi, Demonstrasi, dan Improvisasi.“Kehadiran Model PE-ADI ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelatihan untuk pengelola pesantren dalm upaya mewujudkan pesantren yang bermartabat, aman, dan nyaman bagi anak,” harapnya. (*)
Editor : Bambang Sulistyo