Sejak didirikan, MAN/MAPK telah meluluskan ribuan alumni. Khusus untuk MAPK, alumninya memiliki kualitas lebih baik dibandingkan yang lain terutama dalam penguasaan pelajaran Agama Islam dan bahasa Arab.
Kepsek madrasah itu, Ustadz Drs. Dariman, S.Pd., menjelaskan, diantara kekhasan sekolah yang dipimpinnya adalah mengintegrasikan Al-Qur'an dan As-Sunnah ke dalam seluruh materi pelajaran. Menurutnya melalui model pembelajaran ini, “kami membangun fondasi wawasan keilmuan peserta didik yang memiliki kesadaran, semua yang mereka pelajari hakikatnya adalah ayat-ayat Allah Ta'ala, yaitu ayat yang diwahyukan Allah dan ayat-ayatNya dalam makna tanda-tanda keagungan Allah Ta'ala di alam semesta ini,” kata dia.
Dalam pengamatan Irwandi Nashir, pasca Menteri Munawir Sadzali dan Tarmizi Taher, MAPK diakui sempat bak menjadi "anak yatim" yang tak dapat perhatian. MAPK seperti "program sisipan". Ini tentu beda misalnya dengan SMA Taruna Nusantara, sekolah yang digagas oleh Menteri Pertahanan dan Keamanan saat itu, Jenderal LB Moerdani, yang diresmikan oleh Pangab saat itu, Jenderal Try Sutrisno padan 1990. Padahal usia MAPK 2 tahun lebih tua daripada SMA Taruna Nusantara.
Ganti Menteri, ganti kebijakan. MAPK kini tetap eksis, namun format MAPK ke depan mesti dirumuskan kembali. “hemat saya MAPK dijadikan nomenklatur pendidikan atau Unit Pelaksana Teknis (UPT) tersendiri berdasarkan Peraturan Menteri Agama,” sebut Irwandi Nashir. Pelaksanaannya tidak dititipkan kepada satuan kerja Madrasah Aliyah Negeri yang ditujuk. Secara administrasi kelembagaan, manajemen pengelolaan, sarana dan prasarana, gedung, tenaga guru, dan kurikulum dikelola secara penuh dan otonom oleh satuan kerja MAPK. Artinya, tidak lagi seperti sekarang yang menempel pada MAN reguler.

Budi Baik Masyarakat Koto Baru
Dr.Irwandi Nashir menulis untuk Singgalang, seperti ini:Sejarah panjang MAN/MAPK Koto Baru nyata berjalin berkulindan dengan jasa dan peran aktif masyarakat Koto Baru dan pemuka masyarakatnya. Atas izin Allah Ta’ala, semua bermula dari sekolah agama swasta yang disokong oleh masyarakat Koto Baru yang mayoritas adalah para petani sayur yang tangguh dan ulet. Masyarakat petani yang peduli dengan pendidikan agama. Masyarakat Koto Baru juga terkenal ramah dan mengayomi “Anak MAN" sebutan mereka untuk pelajar MAN-MAPK Koto Baru.
“Terima kasih masyarakat Koto Baru. Terimakasih juga buat guru-guru kami. Semoga semua itu menjadi amal jariah disisi Allah Ta’ala.“
Editor : Bambang Sulistyo