Membaca Peta Pendidikan Sumbar (8) DR Kosim dan Yosviandri : Semestinya Adab di Atas Ilmu

×

Membaca Peta Pendidikan Sumbar (8) DR Kosim dan Yosviandri : Semestinya Adab di Atas Ilmu

Bagikan berita
Dr. Muhammad Kosim (kiri) - Yosviandri (kanan)
Dr. Muhammad Kosim (kiri) - Yosviandri (kanan)

“Dan catat ya, saya berharap Sumbar jangan sampai telat memperbaiki semua aspek pendidikan, moral dan adab. Jika terlambat maka sendi-sendi utama bermasyarakat akan rusak,” katanya lagi. Kita semua memang tidak ingin ada yang rusak.

Untuk kasus lain misalnya, budaya antre di Jakarta masih lumayan, di Sumbar sirna atau memang tidak petnah pernah ada?” Suatu ketika, penulis melihat sendiri, antrean panjang di ATM pada satu malam, tetiba datang seorang lelaki menyerobot ke depan, lantas masuk ke ruangan ATM. Ditegur, dia basipakak saja.

Karena itu ia menyarakan, ceramah agaama sebaiknya yang aktual, akhlak dan cara menghormati orang. Abad di atas ilmu. Jika merujuk agama, kata dia, ada 70 perintah Allah untuk umat yang tercatat dalam Al Qur’an. Apa itu, Jangan berkata kasar, tahanlah marah, berbaiklah kepada orang lain, jangan sombong dan congkak. Berikut maafkanlah kesalahan orang lain, berbicaralah dengan nada halus dan sopan, rendahkanlah suaramu, jangan mengejek orang lain, berbaktilah pada orang tua, jangan mengeluarkan kata yang tidak menghormati orang tua, jangan memasuki kamar pribadi ibu bapak tanpa izin.

Selanjutnya, catatlah hutang-hutangmu, jangan mengikuti orang secara membabi buta, berikanlah lanjutan waktu bila orang yang berhutang kepadamu dalam kesempitan, jangan makan riba/membungakan uang, jangan korupsi, jangan ingkar atau melanggar janji. Masih banyak lagi, jagalah kepercayaan orang lain kepadamu, jangan campur adukan kebenaran dengan kebohongan, berlakulah adil terhadap semua orang, tegakkanlah keadilan dengan tegas.

“Banyak lagi, cari saja sendiri tapi yang ke-70, makan dan minumlah secukupnya, jadi kalau berbuka jangan dihantam semua ya, nanti tak bisa tegak, selebihnya cari sendirilah,” katanya pada penulis.

Yang pasti kata dia, pendidikan budi pekerti, adab dan cara bergaul di tengah masyarakat sangat penting. Sebab Rasulullah datang, untuk memperbaiki akhlak manusia, ibadah soal berikutnya. Sekarang sebagaimana penulis amati, ibadah saja yang dipasak tiap sebentar oleh ceramah, yang lain malah diabaikan.

“Nomor satu akhlak dan diawal bermasyarakat, nomor dua ta'ruf ilallah (periode Mekah) ketiga syariah (periode Madinah),” kata dia. Maka celakalah kita, tauhid mantap, akhlah kurang, bahkan rusak.

Jika Sumbar mau, menurut analisa Yosviandri, maka isi pengajian di masjid digeser sedikit atau diperkaya dengan kehidupan sosial kemasyarakatan. Jika sudah, agak setahun saja di banyak masjid, maka akan berubah. Setelah itu baru masuk pada ayat-ayat dan pesan Nabi soal ekonomi.

"Saya kira kalau dilakukan, akan mengubah wajah Sumbar," tebaknya.

Tapi, ide itu atau saran baik ini, mesti disokong oleh kemauan bersama. Dari pengamatan penulis, jika ada satu ide baik dikomentari berhari, silang pendapatan lalu lenyap tak berbekas, tak lama kemudian diulang lagi.

Editor : Bambang Sulistyo
Bagikan

Berita Terkait
Terkini