Kembalikan Takbir pada Makna Hakikinya

×

Kembalikan Takbir pada Makna Hakikinya

Bagikan berita
Ilustrasi
Ilustrasi

PAYAKUMBUH - Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah kota Payakumbuh, Ustadz Dr. H. Irwandi Nashir mengajak kaum muslimin untuk menghayati dan mengembalikan takbir pada makna hakikinya. Takbir adalah pengakuan dan pernyataan akan keagungan Allah Ta'ala yang tak ada yang melampaui keagunganNya.

Ajakan itu dikemukakannya saat menyampaikan khutbah 'Idul Fitri 1446 di halaman kampus V Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat di kota Payakumbuh, Senin (31/3).

Disampaikannya, perintah bertakbir sebagai penutup seluruh rangkaian ibadah di bulan Ramadhan diwahyukan Allah Ta'ala sebagaimana diabadikan dalam surah Al Baqarah ayat 185. Hikmah bertakbir itu, lanjut Irwandi Nashir, karena Allah Ta'ala telah menganugerahkan hidayah kepada hamba-hambaNya sehingga perintahNya untuk menunaikan puasa di bulan Ramadhan dapat dikerjakan.

"Takbir itu tidak sekedar formalitas, tapi mesti dibuktikan dengan kepatuhan untuk mengamalkan syariat Allah Ta'ala yang dibawa oleh nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa salla," terang dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Bukittinggi itu.

Terkait dengan syariat Islam, Irwandi Nashir, menjelaskan bahwa karakter syariat Islam sebagaimana disebutkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam itu adalah ajaran yang lurus dan mudah. Syariat Islam itu lurus, ungkapnya, karena ajarannya sejalan dengan akal sehat dan fitrah manusia. "Ajaran Islam berterima oleh akal sehat dan hati nurani, serta tidak membenani manusia diluar batas kemampuannya," urai Irwandi Nashir.

Selain itu, Irwandi Nashir, menjelaskan tujuan tertinggi syariat Islam diantaranya adalah untuk menjaga keyakinan sehingga agar manusia tidak tergelincir dari aqidah tauhid, menjaga jjwa, akal, kesucian garis keturunan, dan menjaga harta.

Penghalang utama manusia untuk mengamalkan syariat Islam yang indah itu, ungkap Irwandi Nashir, hanyalah syahwat dan syubhat atau keragu-raguan. "Karena itu melalui takbir rohani kita dididik bahwa hanya Allah Ta'ala yang dibesarkan, bukan syahwat diri yang justru akan menjauhkan manusia dari jalan yang lurus, " tegasnya. (*)

Editor : Bambang Sulistyo
Bagikan

Berita Terkait
Terkini