JAKARTA - Menyikapi kebijakan tarif Pemerintah Amerika Serikat, Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Fadli Zon, mendukung penuh kebijakan yang akan diambil Pemerintah Republik Indonesia dengan berbasis pada menjaga ketahanan ekonomi petani dan UKM pangan. Hal ini disampaikan dalam policy brief HKTI pada sarasehan dengan Presiden Prabowo.
HKTI menyarankan agar dilakukan intensifikasi diplomasi perdagangan yang dibarengi diversifikasi pasar ekspor. Dalam diplomasi perdagangan, HKTI menekankan perlunya memperjuangkan kepentingan petani dalam kerangka trade for development untuk kesejahteraan petani.
Selanjutnya HKTI juga menyarankan peningkatan daya saing dan daya beli domestik dengan berbagai insentif. Program makan bergizi gratis dan bantuan sosial serta program dukungan produktivitas pertanian merupakan insentif yang harus diakselerasi pelaksanaannya. Khusus program makan bergizi gratis, HKTI sangat mendukung dengan pola intercropping dilahan perkebunan dan regenerative agriculture di lahan kritis.
Delegasi HKTI yang terdiri dari Dr. Delima Azahari, Ir. Iriana Muadz, Drs. Manimbang Kahariady, Ir. Mulyono Machmur, MS., dan Dra. Anita Ariyani, HKTI juga mengusulkan akselerasi sektor riil dengan memprioritaskan penghela sektor riil dengan stimulus fiskal dan nonfiskal. HKTI merekomendasikan Dana Keluar dan Pajak Ekspor yang dikelola Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) dimanfaatkan untuk peningkatan produktivitas petani.
Terkait hilirisasi, HKTI mendorong hilirisasi CPO, karet, dan kopi, salah satunya dengan memberikan akses modal kepada petani untuk membangun PKS mini, pabrik minyak goreng dan biodiesel yang dikelola koperasi petani.
HKTI menyigi terjadinya potensi pergeseran rantai pasok global, dimana Indonesia harus memanfaatkan peluang agar petani menjadi basis produksi produk ekspor.HKTI memandang perlunya kehati-hatian dalam mengindentifikasi peluang pasar agar tidak hanya menjadi pengalihan pasar semata. Menurut HKTI, peluang pasar di kawasan ASEAN dan pasifik dapat dijadikan basis.
Khusus untuk impor produk pertanian (Kedelai, Gandum dan Jagung), terkait penerapan tarif oleh Amerika Serikat, HKTI menyarankan untuk diterapkan tarif resiprokal (prinsip retaliasi) atau membuka pasar gandum dan jagung dari Amerika Serikat dengan negosiasi pengembalian tarif ke semula untuk ekspor CPO, karet dan kopi, serta mendorong promosi ketiga komoditas tersebut di pasar Amerika Serikat. (*)
Editor : Bambang Sulistyo