BATUSANGKAR – Kapalo Koto di Nagari Gurun, Kabupaten Tanah Datar, Luhak Nan Tuo, ditetapkan sebagai model pelestarian seni, adat, dan budaya oleh Gebu Minang. Hal ini menjadi bagian dari komitmen nyata organisasi tersebut dalam menjaga identitas dan warisan Minangkabau di tengah arus modernisasi.
Dalam rangkaian kegiatan yang digelar pada Jumat, 18 April 2025 mendatang, Ketua Umum Gebu Minang, DR. H. Osman Sapta Dt. Bandaro Sutan Nan Kayo, direncanakan hadir langsung di Kota Budaya, Batusangkar, untuk membuka Festival Pandeka Batagak Kapalo Koto 2025.
Salah satu sorotan utama dari agenda ini adalah peluncuran Gerakan Sato Sakaki, sebuah gerakan gotong royong dan kepedulian antara tokoh ranah dan rantau dalam membangun kembali spirit budaya Minangkabau.
Gebu Minang bersama tokoh lokal juga akan meresmikan Tempat Pelatihan Silek Harimau, organisasi sayap Gebu Minang yang konsisten mengembangkan Gerakan Jago Luhak Nan Tuo dan program belajar gratis silek tradisi, pasambahan, dan seni Minang di Medan Bapaneh Mahakarya.
Medan Bapaneh Mahakarya menjadi pusat aktivitas seni dan budaya di Nagari Gurun. Kegiatan rutin seperti: Baraja Silek (setiap Senin), Baraja Pasambahan/Panitahan (setiap Rabu), Latihan Musik & Tari Tradisional (setiap Minggu), menjadi contoh nyata bahwa pelestarian budaya tidak hanya simbolik, tapi menyentuh langsung kehidupan generasi muda. Gerakan ini diharapkan menjadi model bagi nagari-nagari di seluruh Ranah Minang, agar Medan Bapaneh dan Medan Balinduang kembali hidup.
Dalam kesempatan yang sama, peletakan batu pertama Tugu Karih Sikati Muno juga menjadi bagian penting agenda. Karih ini merupakan keris sakti simbol keberanian dan kebijaksanaan Minangkabau. Tugu ini akan menjadi ikon Luhak Nan Tuo sebagai jantung Minangkabau dan pusat pelestarian budaya Melayu Asia.Gebu Minang berharap tugu ini akan mendorong terbentuknya komunitas budaya serta kolaborasi kajian Minangkabau dan Melayu antarnegara, serta memperkuat eksistensi diaspora Minangkabau secara global.
Dalam agenda ini juga akan diberikan penghargaan kepada tokoh masyarakat yang berjasa dalam pelestarian silek tradisi. Kegiatan ini menjadi bentuk dukungan Gebu Minang terhadap: Program unggulan Bupati Tanah Datar: Satu Event Satu Nagari, Program Zero Tawuran dari Kapolda Sumbar.
Dengan pendekatan pelestarian seni dan budaya melalui kegiatan positif, diharapkan anak-anak Minang bisa lebih dekat dengan akar budayanya. Jika program ini berjalan sukses, akan memberikan dampak langsung pada pertumbuhan ekonomi kerakyatan dan UMKM lokal. (*)
Editor : Bambang Sulistyo