Seminar Nasional dan Pelatihan UKM-KIR UIN Bukittinggi: Cegah Rabun Membaca, Lumpuh Menulis di Tengah Laju Akal Imitasi

×

Seminar Nasional dan Pelatihan UKM-KIR UIN Bukittinggi: Cegah Rabun Membaca, Lumpuh Menulis di Tengah Laju Akal Imitasi

Bagikan berita
Seminar Nasional dan Pelatihan UKM-KIR UIN Bukittinggi: Cegah Rabun Membaca, Lumpuh Menulis di Tengah Laju Akal Imitasi
Seminar Nasional dan Pelatihan UKM-KIR UIN Bukittinggi: Cegah Rabun Membaca, Lumpuh Menulis di Tengah Laju Akal Imitasi

BUKITTINGGI - Pesatnya laju teknologi dewasa ini yang diantaranya ditandai kehadiran Artificial Intelligence atau akal imitasi atau AI tidak boleh menggerus keterampilan membaca dan menulis mahasiswa serta kejujuran akademis.

AI hanyalah alat yang tampak seolah-olah berpikir, padahal yang dilakukan AI hanyalah simulasi proses berpikir manusia, bukan pemahaman sesungguhnya.

Demikian risalah hasil Seminar Nasional Budaya Menulis Mahasiswa dan Pelatihan Karya Tulis Ilmiah dengan tema Mengasah Keterampilan Menulis, Menjunjung Kejujuran Akademis, yang digelar Unit Kegiatan Mahasiswa Bidang Karya Tulis Ilmiah dan Riset (UKM-KIR) Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi, (25-26/4/2025).

Rektor UIN Bukittinggi, Prof. Dr. Silfia Hanani,dalam sambutannya yang disampaikan Wakil Rektor Urusan Kemahasiswaan, Dr. Edi Rosman, memandang penting seminar nasional dan pelatihan karya tulis ilmiah sebagai ikhtiar untuk mengasah literasi mahasiswa di tengah banjirnya arus informasi dewasa ini.

Seminar dan Pelatihan yang digelar secara online ini juga diikuti mahasiswa dari negara jiran Malaysia dan Thailand itu menghadirkan narasumber Dr.Albert, Dt. Bilang,dosen Universitas Deztron Indonesia,dan Dr. Yun Hendri Danhas, penulis nasional dan peneliti Head Institute Indonesia.

Kedua narasumber menegaskan bahwa keunggulan AI dalam meniru akal manusia terletak pada kecepatannya dalam memproses data dan menghasilkan output. AI hanya menghasilkan keluaran sesuai inputnya. Suatu saat, AI akan kehabisan input data produksi manusia.

Menurut Dr. Albert bahwa manusia tak hanya berpikir dan membuat keputusan berdasarkan data, tetapi juga berdasarkan pengalaman, intuisi, dan emosi. "Manusia memiliki kemampuan untuk melampaui data yang tersedia, menciptakan sesuatu yang benar-benar baru berdasarkan imajinasi, refleksi, dan kajian mendalam, " jelasnya.

Albert mengingatkan mesti teknologi AI menyediakan banyak kemudahan, mahasiswa harus terus mengasah keterampilan membaca dan menulis. "Jangan rabun membaca dan lumpuh menulis sebab secara fitrahnya, membaca dan meneliti adalah kebutuhan dan menjadi kebiasaan normal manusia. Setiap orang malah membutuhkan setiap usaha penelitian, " ungkap Doktor Pendidikan Agama Islam itu.

Sementara itu, Dr. Yun Hendri Danhas, menggarisbawahi pentingnya kejujuran akademis dalam meneliti. "Ilmu pengetahuan akan berkembang dan naluri meneliti itu akan terus terjaga jika kejujuran akademik juga terus dijaga, "jelas Dr. Yun.

Dalam pekerjaan meneliti, lanjut Yun Hendri, ada pengetahuan, keterampilan dan sikap kejujuran. "Kerenanya, mengetahui metodologi penelitian tidak cukup, tapi mesti dilatih supaya terlatih dan dapat dipercaya, " tegas penulis buku-buku Ilmu Lingkungan itu. (*)

Editor : Bambang Sulistyo
IKLAN PU
Bagikan

Berita Terkait
Terkini