[caption id="attachment_1889" align="alignnone" width="1296"] Presiden Joko Widodo bersalaman dengan Basril Djabar sesuai pertemua di Istana Bogor, Minggu (15/3) malam[/caption]BOGOR-- Presiden Joko Widodo (Jokowi), Minggu malam (15/3) menerima audiensi 23 orang DPP Asmindo di Istana Bogor, termasuk anggota pembina Asmindo Basril Djabar. Ketua Dewan
Pembina organisasi ini tak lain, Jokowi sendiri.Audiensi selama 3 jam itu, berlangsung santai dan penuh canda. Dalam pertemuan santai itu muncul hal-hal yang bernas bagi perkembangan Asmindo dan produksinya ke depan. DPP Asosiasi
Pengusaha Mebel Indonesia (Asmindo) menyarankan pada presiden untuk melakukan perbaikan pada beberapa kebijakan. Misalnya soal SVLK (sistem verifikasi dan legalitas kayu) perlu disederhanakan agar pengusaha UKM tidak repot. Presiden Jokowi langsung setuju dan akan minta Kementerian Perdagangan untuk melaksanakannya.Harapan kepala Negara agar Asmindo bisa meningkatkan perolehan hasil devisa dari ekspor mebel dari US$2 miliar menjadi US$ 5 miliar dalam kurun lima tahun ke depan. Menurut Basril Djabar, pembenahan sektor hulu dari bahan baku baik kayu maupun rotan juga dibahas dan presiden juga setuju untuk dibenahi dan di-follow up pada rapat terpadu dengan beberapa kementerian terkait dalam waktu dekat.
"Harapan Bapak Presiden, Indonesia jangan sampai kalah dengan Vietnam dan Myanmar," sebut Basril.Pameran FurnitureMenurut Basril, Presiden telah membuka "Internasional Furniture and Craft Fair Indonesia" (IFFINA) 2015 di Eco Green East Park, Parkir Timur Senayan, Jakarta. IFFINA 2015 pada 14-17 Maret diikuti sekitar 500 peserta.Jokowi sangat senang dan bangga dengan hasil serta kemajuan yang telah dicapai anggota Asmindo. Kesan ini ia temukan sewaktu melakukan peninjauan pada beberapa tempat anggota asmindo dalam pameran tersebut. Jokowi terkesan ataskemajuan dari kualitas dan design produk mebel yang ditampilkan karena 80 persen buatan pengusaha UKM.
Sementara itu, Ketua Umum Asmindo M Taufik Gani, acara dihadiri 5.000 pembeli dari 100 negara dalam IFFINA 2015 ini. "Target transaksi berjalan selama pameran diharapkan mencapai600 juta dolar AS," kata Taufik pada Antara.
Dia mengatakan mebel Indonesia disenangi pembeli luar negeri karena harganya relatif murah dan juga kualitas konstruksi, model, kenyamanan dan unik. Taufik memprediksikan ada trend meningkatnya permintaan mebel rotan alam saat ini. *
Editor : Eriandi