[caption id="attachment_2418" align="alignnone" width="650"] Pekerja menyusun tandan buah segar kelapa sawit, di atas truk di Jalan A.H Nasution, Medan, Sumatera Utara (ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi)[/caption]JAKARTA - Pengamat ekonomi Institut Pengembangan Ekonomi dan Keuangan (Indef) Ahmad Heri Firdaus mengatakan, waktu tempuh jalur darat di Indonesia lebih lama jika dibandingkan negara-negara lain di Asean.
"Di Indonesia untuk menempuh jarak 100 km memakan waktu 2,5 jam lebih. Berbeda dengan Malaysia dan Tiongkok, sekitar satu jam. Thailand 1,5 jam, Vietnam dua jam," kata Ahmad di Jakarta, Selasa (24/3).Dengan lamanya waktu tempuh jalur darat maka akan berdampak pada terhambatnya aktivitas perekonomian, baik skala kecil, menengah, maupun industri berat.
Rasio "double track" (jalur ganda) kereta api di Indonesia masih lebih kecil dibandingkan dengan negara Asean, yang menjadi pesaing utama seperti Malaysia dan Thailand."Rasio jalur ganda kita kurang dari 10 persen, sedangkan Thailand 13 persen, dan Malaysia 18 persen. Bahkan Tiongkok dan India rasio masing-masing mencapai 39 dan 29 persen," tukas Ahmad.Terkait dengan kondisi infrastruktur, ia mengatakan Indonesia saat ini mengalami krisis pendukung kegiatan ekonomi."Kondisi infrastruktur kita semakin terbelakang jika dibandingkan negara Asean lainnya. Kita berada di urutan 72 dunia, Malaysia 20. Begitu juga untuk akses jalan kita peringkat 72," kata Ahmad. (*/aci)
Editor : Eriandi