Turis Jepang itu Ingin ke Bali

×

Turis Jepang itu Ingin ke Bali

Bagikan berita
Turis Jepang itu Ingin ke Bali
Turis Jepang itu Ingin ke Bali

Oleh Khairul Jasmi"Oh Indonesia, Sumatera? Ya ya tsunami," kata dua ibu rumah tangga asal Jepang dalam bahasa Inggris yang sama tak lancarnya dengan saya. Meski ibu rumah tangga tapi keduanya masih muda, pasutri. Salah seorang bernama Aiko Nakagawa dari Nagoya.

"Saya ingin ke Bali," katanya yang diamini temannya. Keduanya kami temui di Paina Lanai Food Court pada mall kompleks Hotel Sheraton Waikiki, saat makan Kamis malam. Aiko dan orang Jepang lainnya mengenal Sumatera karena tsunami.Saya memesan nasi goreng, teman-teman pesanannya berbeda pula. Orang Jepang ini memesan makanan yang saya tidak tahu namanya.

Di Hawaii saya melihat ada menu makanan bali seefood dan banyak yang suka.Jika dari Jepang ke Honolulu ditempuh 7,5 jam maka ke Bali sekitar 9 jam jika tanpa transit. Karena jarak itu maka tak heran Hawaii dipenuhi turis Jepang. Di Hawaii ditemukan sejumlah kemudahan misalnya di Sheraton gratis menelepon satu jam ke kampung halaman turis. Juga gratis selama itu pula ke mana saja dalam negara Amerika. Ada Ipad di kamar. Semua hotel non smoking room, sarapan pagi pakai antre di pintu masuk demi menyerahkan kupon makan. Kemudian Anda kita akan diantar ke meja.

Di sini pajak pembelian barang hanya 4 persen. Di Singapura untuk barang-barang tertentu pajak akan dikembalikan pemerintah setempat kepada kita sesaat hendak pulang di bandara, asal ada struk/kuitansi pembelian.Meski pajak 4 persen tapi semua barang harganya mahal. Teman saya membeli korek api harganya jika dirupiahkan jadi Rp25 ribu. Makan untuk lima orang terbayar 56,29 dollar atau 12 dollar per orang sekali makan ekuivalen Rp150 ribu/ orang sudah termasuk air mineral tapi tak ada tambuah.

Makan seharga Rp150 ribu sebangsa nasi goreng kalau di Padang bisa dibalikkannya meja oleh pelanggan. Namun begitulah kenyataannya kalau di Hawaii. Di Singapura juga demikian.Semua memang mahal. Baju kaos Rp50 ribu atau Rp100 ribu di Padang di Hawaii dijual Rp500 ribu kalau bahasa lainnya setengah juta rupiah. Seorang teman melihat-lihat tarif spa di hotel; 315 dollar untuk 90 menit. Ia tak berminat, jika saja ia mau, akan saya bilang, "ancak bali sawah di kampuang lai kalau sagitu biayanyo." He he he...

Karena itu ia bergegas saja ke kamarnya dan saya ke kamar saya menghempaskan badan di kamar senilai 500 dollar semalam atau Rp6,5 juta lebih. Ini sawah pun bisa dibeli sebab saya di Hawaii empat malam.Meski agak lama juga di Hawaii tapi saya tak tahu nama-nama tempat. Saya juga tak pernah melihat polisi dan tentara. Tak ada baliho pejabat, tak ada spanduk kurangi makan beras dan makanlah ubi seperti di Padang.

Demikian sedikit kiriman dari Hawaii. Oleh-oleh dari Las Vegas dan San Francisco akan saya tulis sesampai di Tanah Air tercinta tentu setelah penat saya lepas sebab untuk ke Amerika saya naik pesawat 8 kali pulang pergi selama 40 jam di luar transit. (habis)

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini