[caption id="attachment_6501" align="alignnone" width="650"] Di London bersam Wapres Jusuf Kalla dalam pertemuan negara penghasil kakao. (*)[/caption]JAKARTA - Pemerintah diminta untuk transparan dalam menyampaikan data produksi kakao dalam negeri. Karena banyak investor yang kecewa, karena kesulitan bahan baku.
Hal tersebut disampaikan Ketua Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo), Zulhefi Sikumbang. Menurutnya, produksi kakao Indonesia 2014 turun 30 persen, dengan total 350. 000 ton. Tapi pemerintah masih mengakui data 750.000 ton."Kenyataan di lapangan tidak seperti data pemerintah. Itu yang membuat investor kecewa, karena mereka terlanjur investasi" kata Zulhefi.
Dijelaskan Zulhefi, saat ini impor kakao Indonesia naik 300 persen, artinya suplai di dalam negeri kurang padahal ekspor sudah dihambat dengan adanya Pajak Ekspor. "Seharusnya pemerintah akui produksi yang turun dan siap melakukan program peningkatan produksi kakao dengan mengutamakan penyuluh dan intensifikasi" ujarnya seusai menemai Wakil Presiden, Jusuf Kalla dalam pertemuan negara-negara penghasil Kakao dunia di London, Inggris beberapa waktu yang lalu.Diakui Zulhefi, investor pasti tertarik ke Indonesia karena bahan baku dan jumlah penduduk yang banyak. Namun, permasalahaannya ada beberapa kebijakan yang dibuat pemerintah justru mempersulit investor seperti PPN untuk bahan baku yang belum diproses, aturan perdagangan lokal yang tidak jelas. (Agus) Editor : Eriandi