[caption id="attachment_8506" align="alignnone" width="650"] Mulyadi disambut harga warga ketika meresmikan jalan
yang dibangun dari dana PPIP di Limapuluh Kota. (*)[/caption]
SARILAMAK - Kendati Indonesia sudah merdeka sejak 1945 namun bagi masyarakat tiga nagari di kecamatan berbeda di Limapuluh Kota, kemerdekaan hakiki baru mereka rasakan, ketika Mulyadi, kandidat kuat Gubernur Sumbar 2015-2020 menjadi anggota DPR-RI.Ya, lewat tangan dingin seorang Mulyadi yang di periode 2009-2014 menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi V DPR-RI, ketiga nagari masing-masing Galugua di Kecamatan Kapur IX, Maek di Bukit Barisan dan Kubang Balambak di Mungka, baru lepas dari belenggu keterisoliran.
Galugua misalnya. Kampung yang berbatas langsung dengan Rokan Hulu di Riau tersebut, baru tacelak sejak beberapa tahun silam. "Persisnya, setelah pak Mulyadi membantu dan mendorong pembangunan jalan strategis nasional di sini," sebut Syahrul Wadi, warga Galugua, akhir pekan silam.Di mata Syahrul, Mulyadi tak sekadar kandidat kuat Gubernur Sumbar yang popularitasnya sulit ditandingi. Lebih dari itu, Mulyadi yang kembali terpilih sebagai anggota DPR-RI dapil Sumbar II dalam Pileg 2014, merupakan sosok "pejuang" yang sulit dilupakan.Hal yang sama dikatakan Erma. Ibu rumah tangga yang setiap dua kali sepekan harus bolak-balik dari Galugua ke Pasar Payakumbuh untuk membeli sembako tersebut, mengaku, tanpa dorongan Mulyadi, mustahil Galugua bisa ditempuh dengan cepat. "Dulu mobil susah lewat. Sekarang, tronton saja masuk," tutur dia.[button color="red" size="small" link="https://hariansinggalang.co.id/membuka-isolasi-tiga-nagari-2/" ]1[/button][button color="red" size="small" link="https://hariansinggalang.co.id/membuka-isolasi-tiga-nagari/" ]2[/button]
Editor : Eriandi