[caption id="attachment_4120" align="alignnone" width="650"] Ilustrasi. (*)[/caption]JAKARTA - TNI satu-satunya di dunia yang tidak mempunyai satelit untuk militer, karena harus mendapat persetujuan dari Amerika Serikat yang prosesnya cukup rumit.
Pesawat Sukhoi yang dibeli dari Rusia pun ternyata juga tidak ada amunisinya. Kerja sama militer dengan Korea Selatan sudah menghabiskan dana Rp380 miliar, tapi sampai saat ini tidak ada kelanjutannya, dan F-16 tanpa radar..“Kalau helikopter Malaysia mendarat di Sebatik dibiarkan, hercules jatuh dan kerja sama dengan Korea Selatan dihentikan meski telah menghabiskan uang Rp380 miliar. Ini menunjukkan bahwa TNI kita memang lemah. Karena itu, harus diperkuat dengan menaikkan anggaran Alusista (alat uatama sistem persenjataan). Dari Rp105 triliun menjadi Rp200 triliun untuk APBN 2016,” tegas anggota Komisi I DPR RI, Syaifullah Tamliha, Kamis (2/7).
Hanya saja kata Tamliha, ketika berbicara TNI dan Alusista, Presiden Jokowi masih koma, belum titik. “Seharusnya berani langsung menyatakan akan menambah anggaran Alusista TNI. Padahal, banyak menteri yang mengajukan program dengan anggaran sangat besar, tapi tidak disesuaikan dengan kemampuan anggaran pemerintah. Itu penting, karena kekuatan amunisi kita hanya untuk perang selama 2 hari. Sedangkan Malaysia 9 hari dan Singapura 14 hari,” ujar politisi PPP asal Kalimantan Selatan itu.Tapi, dia optimis dengan Gatot Nurmantiyo sebagai calon Panglima TNI yang sudah disetujui Komisi I DPR RI merupakan sosok yang mempunyai pengalaman, intelektual, keberanian dan pemahaman tentang ancaman negara termasuk proxcyber yang bagus. Baik ancaman di tingkat dunia, Asia, Asean dan Indonesia sendiri, serta memahami konstitusi.“Bahkan Pak Gatot itu berbicara TNI sampai 50 tahun ke depan. Yaitu dari konflik laut Tiongkok-China Selatan, perbatasan dengan Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Papua Neugini dan Australia,” tambahnya.“Jadi, Presiden Jokowi harus bisa memprioritaskan, mana yang lebih urgen, udara, laut, dan darat?” katanya.
Hal yang sama diungkapkan Effendi Simbolon, jika tidak ada keraguan pada sosok Gatot sebagai Panglima TNI. Apalagi Gatot sudah memaparkan jika mulai tahun 2043, Indonesia akan menjadi daerah konflik di tengah dunia berebut energi dan sumber daya alam (SDA), karena bumi tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan makanan.(erry satria)
Editor : Eriandi