[caption id="attachment_9627" align="alignnone" width="2836"] Deputi I Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Pusat Mayjen TNI Agus Surya Bakti berpidato pada Sosialisasi Pencegahan Radikalisme dan Terorisme di Padang, Kamis (9/7). (ANTARA FOTO/Maril Gafur)[/caption]PADANG - Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sumbar menilai daerah ini relatif aman dari ancaman terorisme hingga saat ini.
"Aksi fisik belum ada, akan tetapi potensi tetap harus diantisipasi seperti perkelahian antar kampung, konflik investor dengan masyarakat dan lainnya," kata Ketua FKPT Sumbar, Prof Syaifullah pada sosialisasi pencegahan radikalisme dan terorisme untuk kalangan media dan humas di Padang, Kamis (9/7).Sebelum terjadi pada tingkat yang lebih tajam harus dilakukan pencegahan salah satunya melalui media massa.
"Media adalah kelompok yang sangat strategis membentuk opini dan menyampaikan aspirasi karena itu pesan-pesan pencegahan terorisme akan lebih efektif," ujar guru besar IAIN Imam Bonjol Padang itu.Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengawasi berita dan informasi yang berkembang, serta membuat wacana untuk menangkal konsep yang salah tentang terorisme.Selain itu perlu dilakukan sistem deteksi dini di seluruh wilayah guna meningkatkan kewaspadaan terhadap tumbuhnya jaringan terorisme.Sementara Ketua Komisi Hukum Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo mengkritik pola pemberitaan sejumlah media massa di Tanah Air tentang terorisme karena dinilai melanggar etika.
"Satu-satunya negara di dunia yang medianya ceroboh dalam memberitakan operasi penangkapan teroris, dengan menggelar siaran langsung secara detail hanya di Indonesia, katanya.Menurut Yosep di negara lain tidak pernah ada media yang menyiarkan secara langsung operasi penangkapan teroris karena dikhawatirkan bisa menggagalkan operasi.(aci)
Editor : Eriandi