Tak Berkategori  

Biarlah tak Ikut, Padang Panjang Tetap Bergaung di Arena Porprov

Pebulutangkis ganda putra Padang Panjang (kiri) sebelum bertanding lawan Sawahlunto di cabang bulutangkis Porprov XIV Padang. (jas)
 Pebulutangkis ganda putra Padang Panjang (kiri) sebelum bertanding lawan Sawahlunto di cabang bulutangkis Porprov XIV Padang. (jas)
Pebulutangkis ganda putra Padang Panjang (kiri) sebelum
bertanding lawan Sawahlunto di cabang bulutangkis Porprov XIV Padang. (jas)

PADANG PANJANG – Kota Padang Panjang secara resmi memang tidak ikut dalam Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) XIV-2016 di Kota Padang. Namun bukan berarti nama Kota Serambi Mekah itu benar-benar menghilang dari arena iven akbar olahraga dua tahunan itu.

Nama kota yang pernah menjadi tuan rumah Porda IV (sebutan sebelum diubah menjadi Porprov) itu ternyata masih bergaung di salah satu venue, tepatnya dari GOR Atlanta Sport Parak Kopi, tempat pelaksanaan cabang bulutangkis. Ya, Padang Panjang ternyata ikut dalam cabang bulu tepok itu.
“Saya terkejut juga ketika panitia menyebut nama Padang Panjang. Sebab Padang Panjang sebelumnya sudah disebutkan tidak ikut Porprov kali ini, eh ternyata di bulutangkis justru ada nama Padang Panjang,” ucap Arman, seorang pecinta bulutangkis kepada Singgalang ketika menyaksikan pertandingan nomor perorangan, Jumat (25/11) siang.
Arman mengaku semula ragu apakah benar Padang Panjang ikut cabang bulutangkis. Namun setelah ia melihat langsung sejumlah atlet berbaju PBSI Padang Panjang, barulah ia benar-benar yakin.
“Tadi saya sempat mengira panitia salah sebut pak. Ketika pemain sudah masuk lapangan dan ada merek PBSI Padang Panjang di punggung bajunya, saya baru yakin Padang Panjang ikut,” ujarnya tampak senang.
Ketua PBSI Padang Hendri JB yang berbincang-bincang dengan Singgalang di sela-sela pertandingan membenarkan bahwa atletnya memang ikut berlaga di Porprov XIV. Mereka bisa ikut meski Pemko Padang Panjang membatalkan keikutsertaan setelah mendapat persetujuan dari Pengprov PBSI Sumbar.
“Sejak awal kami sudah mendaftarkan nama-nama atlet dan mereka lolos saat verfikasi. Meski pemko membatalkan keikutsertaan Padang Panjang dalam Porprov, namun Pengprov PBSI tetap mengizinkan kami berlaga,” jelasnya.
Lantaran tidak adanya dana dari pemko, Hendri dkk terpaksa meminta sumbangan kepada sejumlah pihak, terutama pecinta bulutangkis di Padang Panjang. “Ibarat di masjid, kami jalankan ‘katidiang’ untuk tetap bisa ikut Porprov kali ini,” timpal sesepuh PBSI Padang Panjang, Zainul Akmal.
Selain untuk menjaga marwah Padang Panjang, Hendri menyebut pihaknya tetap mengirim atlet untuk memberikan pengalaman bertanding kepada pemainnya. Untuk diketahui Padang Panjang pernah berjaya pada cabang bulutangkis ketika Porprov XI, bahkan secara keseluruhan Padang Panjang peringkat kedua saat Porprov tersebut.
 “Jujur saja, empat pemain yang kami turunkan semuanya baru kali ini bertanding di Porprov. Mereka kita proyeksikan meraih prestasi pada Porprov XV. Untuk Porprov kali ini sejumlah atlet andalan kita terpaksa kita lepas sementara ke daerah lain,” ujarnya.
Dengan dana sangat minim, persiapan atlet jelang berangkat maupun saat berlaga tentu jauh dari kata maksimal dan layak. Namun demikian para atlet tidak patah semangat tetap berjuang keras, meski akhirnya gagal melaju lebih jauh.
“Seperti yang saya katakan tadi, tujuan utama kita kali ini memberikan pengalaman bertanding kepada mereka. Usia mereka masih sangat muda (14-17 tahun), insya allah dua tahun lagi mereka siap bersaing. Hal lain, nama Padang Panjang masih ada di Porprov XIV,” ucap dosen ISI Padang Panjang itu. (jasriman)