BPS: Inflasi Sumbar Terkendali Selama Pandemi, Daya Beli Menurun

×

BPS: Inflasi Sumbar Terkendali Selama Pandemi, Daya Beli Menurun

Bagikan berita
Foto BPS: Inflasi Sumbar Terkendali Selama Pandemi, Daya Beli Menurun
Foto BPS: Inflasi Sumbar Terkendali Selama Pandemi, Daya Beli Menurun

Padang, Singgalang - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar mencatat, angka inflasi Sumbar selama pandemi Covid-19 aman-aman saja. Meski demikian, daya beli masyarakat mengalami penurunan karena masyarakat cenderung menahan konsumsi.Hal tersebut disampaikan Koordinator Fungsi Statistik Distribusi BPS Sumbar, Kenda Paryatno saat Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan Harian Singgalang bekerjasama dengan Satgas Covid-19-BNPB, Jumat (29/1). FGD melalui Aplikasi Zoom bertema 'Update Ekonomi Sumbar' itu menghairkan sejumlah nara sumber, yakni perwakilan Bank Indonesia (BI), Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Perindustrian Perdagangan (Disperindag) Sumbar dan akademisi dari UIN Padang.

"Inflasi yang merupakan salah satu angka ekonomi aman-aman saja. Inflasi terkendali dengan baik," ujarnya.Dia menjelaskan, perkembangan indeks harga konsumen (IHK) untuk gabungan dua kota di Sumbar (Padang dan Bukittinggi) pada Desember 2020 tercatat mengalami inflasi sebesar 0,67 persen (mtm).

Angka itu meningkat dibandingkan realisasi November 2020 sebesar 0,51 persen (mtm). Inflasi ini disumbang oleh kenaikan harga komoditas cabai merah, angkutan udara, telur ayam ras, kelapa dan bayam.Angka inflasi Sumbar masih berada pada angka yang ditargetkan Bank Indonesia. Ini menjadi bukti bahwa perekonomian Sumbar masih bisa dikendalikan. Bahkan, inflasi pada 2020 menurut Kendal, tidak jauh berbeda jika dibandingkan dengan 2018 dan 2019.

"Jika dilihat dari inflasi, seolah tidak terjadi apa-apa pada perekonomian. Namun, jika dilihat dari daya beli masyarakat, barulah terlihat dampak dari pandemi," ujarnya.Meski demikian, menurutnya, daya beli masyarakat mengalami penurunan. Hal itu terlihat dari PDRB. Daya beli masyarakat di berbagai komoditas mengalami penurunan dikarenakan masyarakat cenderung menahan konsumsi.

Bahkan, ada pula karena pemasukan atau pendapatan menurun dan aktivitas di luar rumah berkurang. BPS mencatat konsumsi pada triwulan III tahun 2019 4,58 persen, jika dibandingkan dengan triwulan III Tahun 2020 jumlahnya menurun -4,49."Namun, kita optimisi untuk triwulan ke IV dan tahun 2021 daya beli masyarakat ini sudah meningkat. Karena sudah ada kebijakan perda AKB yang menudahkan aktivitas masyarakat," ujarnya.

Perkembangan daya abeli masyarakat dan PDRB pada triwulan ke IV ini akan selesai pengolahan datanya oleh BPS pada Februari 2021.Selain itu, lanjut Kenda, ekspor dan impor pun juga mengalami penurunan. Hal itu  akibat menurunnya permintaan dari negara yang melakukan lockdown akibat pandemi. (401)

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini