PADANG - Para ulama telah mengimbau semua pihak agar menghentikan kerumunan orang di manapun. Ini untuk memutus rantai penularan Covid-29 sesuai Maklumat MUI Sumbar 004.'Mestinya umat juga mengambil pelajaran. Dalil sudah disampaikan, tak usah dalil lain dikemukakan, " ujar Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumbar, Buya Gusrizar Gazahar, Kamis (16/4).
Menurutnya, anggapan kalau di masjid saja sudah dihindari sementara waktu berjamaah, kenapa di luar ada juga kerumunan yang tidak penting?"Namun jangan jadikan pula kerumunan di berbagai tempat itu sebagai alasan untuk membantah fatwa ulama karena sekaranglah saatnya menunjukkan bahwa orang yang biasa di masjid adalah orang yang patuh dan taat dengan anjuran ulama serta pemimpin," katanya.
Rasulullah SAW bersabda "Dari Hudzaifah, beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda: "Janganlah kalian menjadi "Pak Turut". Kami berkata (bersikap) jika manusia lain berbuat baik, kami berbuat baik pula, jika mereka berbuat dzalim, maka kami pun berbuat dzalim sebagaimana mereka.Tapi teguhkan hatimu !
Jika manusia lain berbuat baik maka berbuat baiklah dan jika mereka membuat kejahatan, maka kalian jangan pula berbuat kezhaliman !". (HR al-Tirmidzi)Ingatlah kata Gusrizal, membandingkan jamaah di masjid dengan masyarakat di pasar dan pentas hiburan, sama saja melecehkan jamaah masjid dan merendahkan masjid.'Bukankah selama ini, memang ketertiban di masjid jauh lebih terjaga dibandingkan di pasar? Apalagi yang diherankan ?"Kalau memang serius tidak nyaman melihat situasi di pasar dan pentas seperti itu, ayo sampaikan kepada penguasa," lanjut Buya.
Hanya saja, kalau mereka mengeluarkan kebijakan membatasi kerumunan di pasar dan tempat-tempat di luar masjid, patuhilah"Jadilah umat yang mau tunduk kepada dalil, jangan ikuti orang-orang yang terus mencari dalih," tegasnya lagi. (rahmat)
Editor : Eriandi
