Cuaca masih cukup dingin, 10 derajat. Yang tak tertahankan sebenarnya, embusan angin khas kota ini, sangat kencang. Masih meneror di luar rumah. Ini hari keempat saya di Melbourne, Australia.
Pagi sampai siang, terpaksa saya memilih beraktifitas di dalam kamar tidur saja : menulis artikel, menerima telepon serta melayani percakapan dengan teman di WhatsApp. Cukup dengan menyetel mesin penghangat, urusan angin dan dingin, beres.
Saat terlibat percakapan di WhatsApp Group ( WAG) tetiba menerobos masuk kamar alunan lagu ” Termiskin Di Dunia” dengan aransemen baru. Distel istri di ponselnya sembari menginformasikan lagu itu trending topic di media sosial. Saya merespons spontan, sekenanya, ” kasihan yah, pasti mustahil bisa ikut nyaleg dan nyapres di Indonesia”.
// Valdy Nyonk//
Yang menyanyikan lagu itu hingga viral, Valdy Nyonk. Suaranya memang merdu. Lebih merdu dari suara Hamdan ATT, penyanyi dangdut era 80 an, yang pertama kali mempopulerkan lagu ” Termiskin Di Dunia “.
Saya kutipkan liriknya.
Bukan ku menolakmu untuk mencintaiku
Tetapi lihat dulu siapakah diriku
Karna engkau dan aku sungguh jauh berbeda
Kau orang kaya aku orang tak punya
Sebelum terlanjur pikir pikirlah dulu
Sebelum engkau menyesal kemudian
reff
Jangankan gedung gubukpun aku tak punya
Jangankan permata uangpun aku tiada
Aku merasa orang termiskin di dunia
Yang penuh derita bermandikan air mata
Itulah diriku ku katakan padamu
Agar engkau tahu
Siapa aku
Saya tinggalkan percakapan di WAG yang tengah membahas pernyataan terbaru Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Saya alihkan perhatian mencari tahu tentang Valdy Nyonk. Apalagi yang dipercakapkan di WAG kebetulan topik yang sudah membosankan.
Sekjen partai paling lincah di Indonesia itu mengatakan pertemuan Megawati dengan SBY bisa terlaksana setelah ada pernyataan dukungan Partai Demokrat kepada Ganjar Pranowo. Alah, ini yang Rocky berulang- ulang sebutkan dengan istilah “politik tukar tambah”