Deni Jadi Buruh Batu Bata untuk Bantu Keluarga

×

Deni Jadi Buruh Batu Bata untuk Bantu Keluarga

Bagikan berita
Deni Jadi Buruh Batu Bata untuk Bantu Keluarga
Deni Jadi Buruh Batu Bata untuk Bantu Keluarga

 [caption id="attachment_37585" align="alignnone" width="647"]Syafrita Deni yang setiap Minggu jadi buruh untuk membantu keluarga. (awal piliang) Syafrita Deni yang setiap Minggu jadi buruh untuk membantu keluarga. (awal piliang)[/caption]

PARIK MALINTANG - Agar punya uang jajan, Syafrita Deni, pelajar SMAN 1 Nan Sabaris, setiap hari Minggu memilih jadi buruh. Dia melakukan hal itu karena tidak tega melihat ibunya yang menjanda sejak ditinggal pergi sang ayah, membanting tulang untuk menafkahi mereka yang lima bersaudara.Syarita Deni yang akrab dipanggil Deni adalah anak bungsu. Dia sudah terbiasa menjadi buruh di perusahaan batu bata sejak kelas dua SMP dan, sekarang dia sudah duduk di bangku SMA. "Kalau tidak ikut bekerja, maka kita ada uang buat jajan," kata gadis itu ketika ditemui Singgalang, baru-baru ini.

Oleh karena sudah terlatih, Deni, panggilan akrab Syarita Deni, bisa mencetak 1.000 bua batu bata. Setiap satu batu bata yang dia cetak dia dapat upah Rp40. Jadi, kalau 1.000 bata berarti dapat Rp4o ribu sehari. Itulah buat jajannya selama sepekan.Syafrita Deni mencetak batu bata di perusahaan tempat dimana ibunya, Risnawati, bekerja sebagai buruh, yaitu pada salah satu perusahaan batu bata di Korong Kampuang Ladang, Nagari Kurai Taji, Kecamatan Nan Sabaris. Tidak jauh dari tempat tinggalnya.

Pekerjaan sekali seminggu itu dilakoni Deni sejak ayahnya yang berjualan roti keliling berpisah dengan ibunya. "Ya, kasihan ibu yang harus banting tulang untuk menafkahi kami," ujar anak yang bercita-cita ingin menjadi dosen tersebut.Paling tidak, kata Deni, dengan bekerja setiap hari Minggu. Dia tidak perlu lagi meminta jajan sama ibunya. Penghasilan ibu bisa buat memenuhi kebutuhan hidup yang lainnya.  "Ya, buat makan dan pembeli pakaian kami, anak-anaknya," ujarnya.

Oleh karena berasal dari keluarga kurang mampu, aku Deni, dia juga mendapat bantuan pakaian seragam dari pihak sekolah. Ada empat stel pakaian sekolah yang dia terima. Pakaian dibelikan pihak sekolah dengan dana bantuan beasiswa dan uang komite.Kehidupan keluarga Syarrita Deni memang cukup memprihatinkan. Sejak rumahnya rubuh akibat gempa 2009, sekarang mereka tinggal di rumah Wardina, salah seorang kakaknya.  (awal piliang)

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini