Di Pasar Raya, Jual Baju Rancangan Sendiri

×

Di Pasar Raya, Jual Baju Rancangan Sendiri

Bagikan berita
Di Pasar Raya, Jual Baju Rancangan Sendiri
Di Pasar Raya, Jual Baju Rancangan Sendiri

[caption id="attachment_48467" align="alignnone" width="650"]Inilah baju muslimah produk lokal yang dirancangan sendiri oleh Andre bersama keluarganya. (yuke) Inilah baju muslimah produk lokal yang dirancangan sendiri oleh Andre bersama keluarganya. (yuke)[/caption]PADANG - Aneka ragam baju ala muslimah berjejer tak jauh dari kawasan Bundaran Air Mancur Pasar Raya Padang. Coraknya warna warni. Sejumlah gadis sibuk memilih dan memilah baju yang ingin mereka beli. Baju dengan banyak model itu adalah produk dalam negeri, yang dirancang sendiri Andre (36) pemilik lapak pakaian kaki lima.

Baju itu dijual dengan harga standar, agar mudah dijangkau masyarakat, khususnya mahasiswa. Baju tersebut dibuat juga untuk menyaingi produk luar."Baju-baju ini kami rancang sendiri, dengan membeli bahan sendiri, mencari model diinternet, lalu kami serahkan ke tukang jahit. Setelah jadi baru kami pasarkan di Padang," kata lulusan salah satu perguruan tinggi di Jakarta ini kepada Singgalang, Senin (16/1).

Maraknya produk luar negeri, sejak pasar bebas Asean, sebut Andre telah menggilas produk-produk lokal. Generasi muda lebih melirik produk luar dibanding produk dalam negeri, sebab harga produk luar jauh lebih murah dan model menarik. Atas kondisi itu, dia mencoba mengembalikan kecintaan generasi muda pada produk negeri sendiri dengan membuat dan merancang produk serupa produk luar, menggunakan bahan dalam negeri namun lebih bermutu, secara kualitas dan kuantitas dibanding produk asing.

Lapak pakaian yang dijual Andre, ada sejak dua tahun terakhir. Hingga kini bisnis keluarganya, masih bertahan di tengah sulitnya situasi ekonomi seperti sekarang. Baju dijual Rp40 ribu hingga Rp50 per helai. Pelanggannya adalah mahasiswa . Kemudian ada juga yang mengambil barang secara banyak, untuk dijual kembali di sejumlah daerah. Seperti Pasaman dan Pesisir Selatan.Sebelum memutuskan berwira usaha, Andre dulu adalah karyawan salah satu perusahaan asing di Jakarta, dengan posisi jabatan yang cukup tinggi dan penghasilan menjanjikan. Namun, seiring berjalan waktu, dia akhirnya dia lebih memilih keluar dan berwirausaha.

"Niat saya saat keluar ingin berwirausaha. Biar bisa bebas ngatur waktu buat keluarga. Kalau kerja sama orang, waktu kita dibatasi," ujar Andre.Setelah keluar dari perusahaan tempat dia bekerja, Andre mulai menjajaki bisnis apa yang cocok untuk dikembangkan. Sampai akhirnya, pilihan jatuh pada jual beli pakaian muslimah, dengan model dan trend terbaru. Mulai lah dia mencari model-model di internet. Pilihan terbanyak diambil dari model produk asal Tiongkok dan Korea, sebab perempuan Indonesia penggemar produk-produk dua negara tersebut.

Lapak Andre mulai buka siang hari hingga pukul 19.00. Dalam kurun dua tahun ini jual beli pakaian di sana cukup lumayan. Pembeli sedikit sepi tatkala mahasiswa sedang libur atau jelang Ramadhan. Di luar waktu itu, pembeli silih berganti untuk membeli dan memilih baju muslimah dengan trend terbaru, harga terjangkau dan kualitas bersaing.

Untuk modal awal memulai usaha, Andre, menggunakan dana keluarga. Namun, guna mengembangkan usahanya menjadi lebih besar Andre, berniat mengajukan pinjaman. Tujuannya tak lain mengembangkan produk lokal yang dihasilkannya, agar tetap bertahan di tengah banjiran produk asing di negeri sendiri. (yuke)

Editor : Eriandi, S.Sos
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini