Di Solok Selatan, Kesenian Kuda Kepang Terus Dilestarikan

×

Di Solok Selatan, Kesenian Kuda Kepang Terus Dilestarikan

Bagikan berita
Foto Di Solok Selatan, Kesenian Kuda Kepang Terus Dilestarikan
Foto Di Solok Selatan, Kesenian Kuda Kepang Terus Dilestarikan

PADANG ARO -  Kuda lumping yang akrab disebut kuda kepang oleh banyak orang, mulai dilestarikan kembali oleh masyarakat Jawa yang ada di Nagari Sungai Kunyit Barat, Kecamatan Sangir Balai Janggo, Solok Selatan.Arena hiburan tersebut yang para pemainnya adalah anak nagari setempat, bukan saja dari etnis Jawa, tapi juga dari pemuda Minang, dan lainnya.

"Awal mula dikenalkan ke masyarakat di sini pada 1998, hanya berjalan sekitar lima tahunan. Kemudian vakum, sehingga arena hiburan kuda lumping ini kami lestarikan kembali di 2018," kata Lek Subani, pendiri kuda lumping di Sangir Balai Janggo kepada Singgalang, Minggu (5/1).Dia menjelaskan, selama membuka panggung hiburan kuda lumping ini, pihaknya sudah membina lebih dari 100 orang anak muda daerah di daerah perkebunan sawit itu.

"Pelestarian ini, membetuk keberagaman tradisi dengan banyak suku dan ras," sebutnya.Agar dari generasi kegerasi Jawa, seni tradisinya tidak mati dan terus dimiliki, ia memainkannya lagi pada 2018 lalu. Sampai kini masih berjalan dan sudah mulai banyak peminatnya.

Sementara, Walinagari Sungai Kunyit Barat, Doni menjelaskan, pihaknya terus memberikan motivasi dan dukungan terhadap kesenian anak nagari dari berbagai suku di Sangir Balai Janggo.Di nagarinya kata Doni, ada yang uniknya. Seperti kesenia kuda lumping itu, peminatnya bukan hanya warga suku Jawa saja. Akan tetapi berbagai suku juga ikut andil di dalamnya.

"Di daerah ini banyak suku, namun kami selalu membaur kesenian. Bagitu juga kesenian minang, anak-anak keturunan suku Jawa juga ikut andil," tulasnya.Di daerah itu katanya, rasa kebersamaan dan persuadaraannya sangat tinggi. Tidak ada perselisihan antara suku, dalam pergaulan setiap hari mereka tetap rukun.

Intinya, jangan sampai ada mencela nama suku tertentu. Hal ini yang selalu ditanamkan Doni kepada masyarakatnya, sehingga mereka bisa membangun jembatan persaudaraan."Lewat kesenian berbagai suku, disitu kami dapat memberikan hiburan kepada masyarakat. Meski berbeda, tapi kerukunan penting dijaga dengan baik," terangnya. (von)

Editor : Eriandi, S.Sos
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini