PADANG – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumbar, Arry Yuswandi mengatakan sudah banyak lansia yang telah divaksinasi di Sumbar. Mereka terutama lansia yang termasuk dalam kategori sumber daya manusia (SDM) kesehatan. Arry mengatakan sejauh ini vaksinasi tahap I sudah terlaksana 94 persen, yakni dengan sasaran SDM kesehatan. Sementara untuk tahap II baru 51, 67 persen.
“Kami terus berupaya agar sasaran vakinasi tercapai. Target kami untuk SDM kesehatan vaksinasi terealisasi 100 persen,” ujarnya, saat Focus Grup Discussion yang disgelar Singgalang.
Sementara untuk masyarakat umum, Dinkes meletakkan angka yang lebih realistis yakni 85 persen.
Menurut Arry, dalam realisasi yang telah dilaksanakan, sudah banyak orang kategori lansia yang sudah divaksinasi, yakni mereka yang berumur di atas 60 tahun. Terutama lansia yang masih merupakan SDM kesehatan. “Sejauh ini tidak ada masalah dalam vaksinasi untuk lansia yang masuk dalam kategori SDM kesehatan,” ujarnya.
Arry mengatakan lansia sudah mulai divaksinasi sejak adanya interuksi dari pemerintah pusat yang mengatakan lansia termasuk prioritas penerima vaksin. Tepatnya pada pertengahan Februari lalu. BPOM pun, tambah dia, telah menegaskan vaksin Sinovav aman untuk lansia.
Setelah itu, pendataan pun dilakukan. lansia yang akan divaksin didata dan diminta untuk melalukan vaksinasi, salah satunya di RSUP M. Djamil Padang. Proses yang dilalui oleh lansia dalam mengikuti vaksinasi sama dengan proses yang dilalui oleh yang bukan lansia. Mereka melakukan pendataan, mengikuti screening kesehatan, jika kondisi mereka memungkinkan, mereka pun langsung divaksin. Nanti setelah suntik vaksin yang pertama, dua minggu kemudian akan disuntik vaksin lagi dua minggu setelahnya.
Namun Arry menegaskan, pemerintah pusat telah mewanti-wanti bahwa vaksinasi untuk kalangan lansia memang harus lebih dilakukan dengan teliti. Hal ini dikarenakan lansia pada umumnya memiliki penyakit penyerta (kormobid). Selain juga terkadang memiliki kondisi tubuh yang tak memungkinkan untuk divaksin, bisa jadi ada penundaan atau memang sama sekali tak bisa divaksin.
Dia menjelaskan, saat screening setidaknya ada beberapa hal yang perlu diketahui dari lansia penerima vaksin, yakni apakah mengalami kesulitan untuk naik 10 anak tangga, apakah sering merasakan kelelahan? Kemudian apakah memiliki paling sedikit 5 dari 11 penyakit (Hipertensi, Diabetes, Kanker, Penyakit paru Kronis, serangan jantung, gagal jantungg kongestif, nyeri dada, asma, nyeri sendi, troke dan penyakit ginjal.
Kemudian apakah mengalami kesulitan berjalan kira-kira 100 hingga 200 meter. Selain juga apakah memngalami penurunan berat badan yang bermakna dalam setahun terakhir. Jika ada tiga atau lebih dijawab ‘iya’ oleh lansia, maka mereka tidak bisa diberikan vaksin. “Namun jika memungkinkan maka lebih baik divaksin karena lansia lebih beresiko mengalami dampak fatal jika terinfeksi corona,” ujarnya.
Arry menegaskan vaksinasi merupakan ikhtiar untuk bisa cepat terlepas dari pandemi covid 19. Semakin banyak masyarakat yang dvaksin maka ketahanan kelompok akan terbentuk dan virus corona bisa dikendalikan di Indonesia. (401)