Oleh LIZA ZULBAHRI/ Dosen Universitas Tamansiswa PadangHAMPIR setahun sudah virus Corona ‘tumbuh dan berkem bang’ di Indonesia. Selama itu pula masyarakat harus bersahabat dengan Covid-19.Apalagi di era new normal saat ini, masyarakat hendaknya wajib patuhi protokol kesehatan. Mulai dari memakai masker, menjaga jarak hingga mencuci tangan dengan sabun/hand sanitizer.
Namanya saja era new normal. Memang memulai kehidupan baru. Itu bukan berarti semua aktivitas dilakukan seperti semula, ketika virus belum ada di Indonesia. Mirisnya, hingga sekarang virus itu tetap berkembang biak di negara kita maupun dunia.Mau tidak mau, kita harus beradaptasi dengan kebiasaan baru itu. Salah satunya menggunakan pembayaran secara digital. Jika dahulu kita membawa uang dalam dompet untuk pembayaran secara tunaidengan pembeli.
Sekarang dengan kecanggihan teknologi, kita bisa melakukan pembayaran secara online, tanpa harus bertatap muka den gan si penjual, istilahnya dompet digital. Si pembeli melihat barang-barang yang ditawarkan mereka melalui aplikasi elektroniknya. Misalnya, Shopee dan Gojek. Kemudian melakukan pembayaran melalui dompet digitalnya.Artinya dengan dompet digital, para pengguna dapat melakukan transaksi jual beli elektronik dengan
cepat dan aman. Berdasarkan riset lpsos, ada beberapa dompet digital yang paling popular sepanjang 2020. Yakni, GoPay, OVO, Dana, LinkAja, OCTO Go Mobile, iSaku, JakOne Mobile, Doku, Sakuku dan Paytren. Namun, ada tambahan lagi dompet digital yang paling diminati saat ini, yakni Shopee Pay.Hasil riset lpsos juga, Sho pee Pay berada di urutan pertama dengan 48 persen dari total pengguna dompet digital di Indonesia. Setelah itu, OVO menyusul dengan porsi 46 persen, GoPay 35 persen, Dana 26 persen dan LinkAja 16 persen.
Adapun pada jenis pe nggunaan dompet digital, ShopeePay lebih banyak digunakan untuk pembayaran e-commerce.GoPay lebih banyak digunakan untuk belanja di toko dan belanja di restoran melalui aplikasi transportasi online, serta transaksi aplikasi transportasi online itu sendiri. Untuk Ovo, penggunalebih sering menggunakan untuk belanja di restoran secara langsung, sedangkan Dana lebih sering digunakan untuk belanja di mal secara langsung, membayar tagihan, dan belanja di toko secara langsung.
Masing-masing dompet digital itu, memilih manfaat dan keuntungan bagi penggunanya. Apalagi ditengah pandemi Covid-19ini. Di era new normaldompet digital sangat membantu sekali, yakni menjaga jarak dengan yang lain.Kemudian, lebih praktis aman dari copet, fleksibelbisa bertransaksi di mana pun hingga banyak promo yang menggunakan pembayaran digital.Di sisi lain ada pula kekurangannya, yakni rentan menjadi korban scan, jadi semakin boros, sangat bergantung kepada tek-nologi dan jaringan, tidak semua merchant bisa menggunakan pembayaran digital.Namun, ditengah pandemi Covid-19 dompet digital dianggap sebagai salah satu cara menghindari kontak langsung yang bisa terjadi bila melakukan transaksi pembayaran menggunakan uang fisik.
Apalagi sebagian besar toko fisik juga melakukan kebijakan pembayaran secara cashless, yang semakin membuka peluang bagi penyedia layanan dompet digital untuk meningkatkan penetrasinyake masyarakat. Tak Cuma itu, masyarakat juga sudah mulai banyak yang memanfaatkan pembayaran tagihan menggunakan layanan dompet digital.Peluang ini pun turut dimanfaatkan sektor e-commerce atau belanja online yang mengincar transaksi untuk pemenuhan kebutuhan sehari- hari. Pasalnya sebagian besar platform belanja online telah memasukan produk kebutuhan sehari-hari sebagai prioritas.
Apalagi, wabah ini me maksa masyarakat melakukan kegiatannya di rumah saja, termasuk belanja kebutuhan sehari-hari.Tak hanya itu, pemanfaatan layanan dompet digital untuk transaksi bisnis juga mencatatkan tingkat penetrasi yang positif, yakni mencapai 17,56%. Laporan ini dirangkum lembaga survei Populi dengan melibatkan lebih dari 95ribu responden.
So, apapun bisa dilakukan dirumah saja selama pandemi. Sehingga dompet digital satu-satu cara pembayaran efisien ditengah pandemi. Bahkan meningkat tajam pemilik dompet digital. (*)
Editor : Eriandi
