Di Unand, Menteri Bappenas Sebut Kualitas Infrastruktur Indonesia Peringkat 60

×

Di Unand, Menteri Bappenas Sebut Kualitas Infrastruktur Indonesia Peringkat 60

Bagikan berita
Di Unand, Menteri Bappenas Sebut Kualitas Infrastruktur Indonesia Peringkat 60
Di Unand, Menteri Bappenas Sebut Kualitas Infrastruktur Indonesia Peringkat 60

[caption id="attachment_8248" align="alignnone" width="650"]Bambang Brodjonegoro (net) Bambang Brodjonegoro (net)[/caption]PADANG - Peningkatan pembangunan dan kualitas insfratuktur adalah kebutuhan yang mendesak bagi Indonesia, sebab sekarang peringkat kualitas insfratuktur Indonesia secara keseluruhan berada di urutan 60.

Di tingkat Asia, Indonesia berada di bawah Singapura, Malaysia bahkan Thailand. Apalagi kalau dibandingkan Jepang dan Cina."Bahkan Indonesia di Bawah India, dan Afrika," ujar Menteri Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Prof. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, saat beri kuliah umum di Unand, Rabu (1/11/2017).

Rendahnya kualitas infrastruktur Indonesia menjadi penyebab utama rendahnya pertumbuhan ekonomi Indonesia dan pendapatan per kapita. Sekarang pertumbuhan ekonomi 5 persen per tahun. Diharapkan ini bisa dipertahankan maka Indonesia akan naik tingkat menjadi negara maju sekitar 2038. Kalau pertumbuhan ekonomi rata-rata per tahun bisa ditingkatkan 6,4 persen dalam rentang 2016-2045, maka pada 2033 Indonesia sudah naik kelas jadi negara maju."Kenapa pemerintah harus berutang lebih banyak untuk pembangunan infrastruktur?"  tanya Bambang di awal pemaparan kuliah umum tersebut.

Bambang menjelaskan, Indonesia ingin menjadi negara maju.Ini harus disiapkan dari sekarang.Peningkatan Infrastruktur tidak bisa ditunda lagi karena kalau diundur akan membuat Indonesia harus menunggu lama luntuk bisa jadi negara maju.

Sekarang pendapatan per kapita per tahun cuma $600. Jika pertumbuhan ekonomi bisa dipertahankan 5 persen pertahun, hingga 2038, maka pendapatan per kapita akan meningkat menjadi sekitar $20.000.Cara mewujudkan itu adalah dengan peningkatan kualitas infrastruktur. Sebab penyebab utama pendapatan per kapita rendah dan pertumbuhan ekonomi cendrung di bawah karena infrastruktur yang jelek. Kenapa tidak, hampir semua kota besar di Indonesia macet.

Dibandingkan Tokyo, Jakarta memang belum apa-apanya. Tokyo itu stok infrastrukturnya 179 persen setelah dibagi produk domestik bruto (PDB). Sedangkan Jakarta cuma 39 persen dibagi PDB."Jadi Jepang itu maju setelah peningkatan infrastruktur, bukan maju dulu baru infrastruktur ditingkatkan," ujarnya.

Rendahnya kualitas infrastruktur menyebabkan pengiriman atau suplay barang menjadi tersendat. Ini yang menjadi inflasi meningkat karena barang terlambat sampai di pasar. Sekarang inflasi Indonesia 3,4 persen. Menurut kita sudah rendah, tapi kalau dibandingkan Malaysia yang inflasinya cuma 1 persen, Indonesia mesti harus bekerja keras lagi.Efek peningkatan kualitas dan pembangunan infrastruktur yakni peningkatan produktifitas, penurunan biaya input, penciptaan lapangan kerja, mendorong sektor yang lain, peningkatan jaringan informasi dan akses pasar.

Rektor Unand, Prof. Tafdil Husni mengatakan, topik seminar relevan karena pemerintah di bawah Jokowi memang mengutamakan pembangunan infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi. Seperti disampaikan Jokowi beberapa waktu lalu sekarang memang prioritas infrastruktur. (defil)

Editor : Eriandi, S.Sos
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini