PADANG – Proses vaksinasi tahap awal di Sumbar bisa dikatakan sudah setengah jalan, dimulai pada 14 Januari 2021. Vaksinasi tahap awal ini ditargetkan selesai pada 21 Februari 2021. Sejauh ini, vaksinasi tahap awal ini tidak menunjukkan adanya kendala yang berarti. Hal tersebut diklaim Dinas Kesehatan dan juga Komite Daerah (komda) Penanggulangan dan Pengkajian Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Sumbar.
Sumber daya manusia (SDM) kesehatan yang akan divaksin pada tahap awal ini, menurut Kepala Dinas Kesehatan Sumbar, Arry Yuswandi, ada sebanyak 37.700 orang. Sejauh ini telah selesai divaksin 3.361 orang. Mereka terdiri dari tenaga medis, asisten tenaga medis dan juga tenaga pendukung.
“Hingga saat ini tidak ada penolakan atau sinisme yang ditunjukkan oleh SDM kesehatan penerima vaksin,” ujar Arry, saat menjadi salah satu narasumber dalam Diskusi ‘Kata Kaje’ yang diselenggarakan Harian Singgalang bekerjasama dengan Satgas Covid-19-Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan disiarkan Classy FM.
Justru menurut Arry sangat banyak tenaga medis yang menyambut baik vaksinasi ini. Bagaimana pun lanjut dia, vaksinasi adalah usaha atau ikhtiar untuk keluar dari pandemi. “Jadi seharusnya kita mau untuk berikhtiar bersama agar keadaan bisa segera kembali normal,” katanya.
Arry berharap dengan telah banyaknya SDM kesehatan yang divaksin maka masyarakat akan semakin banyak yang yakin untuk divaksin. Mereka bisa melihat bukti nyata bahwa tenaga medis baik-baik saja setelah divaksin, tidak ada pengaruh buruk dari vaksin yang mereka alami.
Tenaga medis banyak yang mendukung vaksinasi, sepertinya juga dibuktikan oleh perkataan Direktur Semen Padang Hospital (SPH), dr. Selfi Farisha. Dia malah menegaskan bahwa kenapa justru masyarakat tidak yakin divaksin. Sementara pada dokter saja yakin dan mau divaksin. “Kami saja, para dokter yakin dan mau divaksin, masa Anda tidak?” ujarnya.
Apalagi, tambah Selfi, selama ini masyarakat jika menyangkut kesehatan mereka, bergantung pada dokter dan sangat percaya pada para dokter serta perawat. Maka seharusnya untuk vaksinasi mereka juga percaya. Jika para dokter dan perawat yakin dan mau divaksin maka masyarakat seharusnya juga mau.
Selfi mengatakan, masyarakat seharusnya percaya bahwa pemerintah tidak mungkin melakukan hal yang sia-sia. Apalagi sampai menjadikan tenaga medis sebagai kelinci percobaan dengan vaksinasi.
“Bagaimana pun tenaga medis salah satu unsur penting untuk penanggulangan pandemi covid 19. Tidak mungkin kami dijadikan kelinci percobaan. Tidak mungkin pemerintah melakukan hal yang sia-sia,” ujar Selfi.
Dia mengatakan di SPH para dokter, perawat dan juga staf lain yang bekerja di rumah sakit, yakni pada pendukung tenaga medis seperti petugas labor dan staf-staf lainnya menyambut dengan baik vaksinasi. Mereka percaya dengan divaksin maka mereka akan lebih aman dari virus corona. Mereka percaya bahwa begitulah cara untuk memerangi Covid-19 dan menyelesaikan pandemi tersebut.
Wakil Ketua Komda KIPI Sumbar, Rinang Mariko juga menyampaikan hal serupa. Dia mengatakan masyarakat sangatlah diharapkan untuk percaya pada vaksinasi. Dengan begitu pandemi ini akan semakin dengan kata selesai serta berakhir. Dia meminta masyarakat untuk melihat bagaimana para tenaga medis, dokter dan perawat mau divaksin dan mereka pun tidak merasakan dampak buruk dari vaksinasi.
Sebagai lembaga yang bertugas mengkaji kejadian pasca imunisasi/vaksinasi, Komda KIPI Sumbar menilai hingga saat ini cakupan vaksinasi di Sumbar sangat baik. Sejauh ini tidak ada bukti adanya dampak buruk vaksinisasi untuk orang-orang yang telah divaksin. Jika pun ada, itu hanyalah efek samping ringan semata, misalnya seperti badan pegal-pegal, pusing ataupun mual-mual. “Namun jumlah orang yang melaporkan diri mereka merasakan efek samping ringan ini sangatlah sedikit,” ujar Mariko.
Dia menjelaskan, sejauh ini, hingga awal Februari 2021, jumlah orang yang sudah divaksin di Sumbar ada sebanyak 3.361 orang. Dari jumlah tersebut hanya 9 orang yang melaporkan mereka mengalami efek samping ringan seperti badan pegal-pegal, mual atau pusing.
“Dari sebanyak 3.361 yang divaksin hanya 9 yang mengalami efek samping, itu berarti tidak ada masalah dari imunisasi atau vaksinasi. Apalagi efek sampingnya hanya gejala ringan saja,” ujarnya. Selain itu, menurut Mariko, efek samping yang dirasakan tersebut hilang dalam waktu yang singkat. Sehingga bisa dinyatakan bahwa vaksinasi berjalan dengan lancar.
Kepala Dinas Kesehatan Arry Yuswandi pun berharap tahap vaksinasi setelah tahap awal ini juga akan berjalan dengan baik. Terutama vaksinasi untuk masyarakat umum. Dia mengatakan setelah vaksinasi pada SMD kesehatan ini, tahap selanjutnya adalah vaksinasi untuk tenaga pelayan publik. Mereka yang akan divaksin yakni diantaranya aparat kepolisian, satuan polisi pamong praja (Satpol PP), petugas perhubungan seperti petugas di bandara dan petugas pelayanan publik lainnya. “Setelah itu nanti akan dilanjutkan dengan vaksinasi masyarakat umum. Tahap vaksinasi ini nantinya akan lebih menantang, namun kita harapkan juga akan berjalan dengan baik,” ujarnya. (401)
Komentar