[caption id="attachment_6364" align="alignnone" width="480"]
Ilustrasi (net)[/caption]JAKARTA - Wakil Ketua DPD RI Farouk Muhammad mengkhawatirkan kebijakan Pemerintah melakukan impor beras dapat menimbulkan kerugian kepada petani.
"Pemerintah agar berhati-hati melakukan impor beras, karena kebijakan tersebut dapat memberikan ekses terhadap hasil produksi padi dari petani," katanya.Farouk Muhammad mengatakan hal itu menyikapi kebijakan Pemerintah yang akan melakukan impor beras dari Vietnam.
Pemerintah hendaknya lebih berpihak kepada kepentingan nasional, terutama para petani agar harga beras lokal tetap stabil.Pemerintah beralasan, kebijakan impor beras tahun 2015, hanya sebagai cadangan Badan Urusan Logistik (Bulog), di antaranya untuk mengantisipasi dampak kekeringan dari El-Nino dan bencana asap yang menimpa beberapa sentra produksi pangan di Sumatra dan Kalimantan, yang diprediksi memengaruhi hasil panen petani.
Keresahan petani terhadap kebijakan impor beras sangat beralasan, karena produksi beras petani hingga Desember 2015 akan mencapai 75,5 juta ton.Pasokan beras ke Pasar Induk Cipinang Jakarta, sebagai barometer pasokan beras di seluruh pasar di Indonesia, menurut dia, juga masih relatif lancar."Bahkan pasokan beras pada Oktober 2015 mencapai 80.000 ton. Jadi, secara produksi dan pasokan hingga akhir tahun 2015, masih relatif aman," katanya. (aci)sumber:antara
Editor : Eriandi
