JAKARTA - Untuk meningkatkan kunjungan wisatawan luar negeri ke Indonesia dari 10 juta menjadi 20 juta pada 2019, pemerintah telah menetapkan 10 destinasi wisata.
Perihal penetapan destinasi wisata tersebut, anggota DPD RI, Hj. Emma Yohanna mempertanyakan apakah Asosiasi Travel Indonesia (ASITA) dan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia yang terlibat dalam mendukung perkembangan wisata Indonesia ikut dilibatkan dalam menetapkan 10 destinasi wisata Indonesia.“Saya tanyakan itu, karena Menteri Pariwisata seringkali datang ke Sumatera Barat, khususnya ke Kawasan wisata Mandeh, tetapi tidak ada satupun objek wisata yang dijadikan sebagai destinasi wisata,” ujar Emma saat berlangsung rapat dengar pendapat terkait kepariwisataan di DPD RI, Jakarta (7/2).
Ketua ASITA Asnawi Bahar mengakui pihaknya tidak dilibatkan dalam penentuan destinasi 10 wisata tersebut, dan hanya diminta persetujuan oleh pemerintah. “Karena diminta persetujuan tentu kami setuju,” ujar Asnawi, yang juga mantan Ketua Kadin Sumbar.Untuk memenuhi target pemerintah 20 juta wisata, Asnawi mengajak semua pihak mendukung upaya pariwisata yang terintegrated. Semua pihak harus terlibat untuk memberdayakan alam dan SDM Indonesia untuk mendukung pariwisata Indonesia. Selain itu pelaku wisata juga perlu gencar menjalin kerjasama dengan maskapai penerbangan.“Kita sudah membangun kerjasama dengan beberapa maskapai penerbangan, termasuk mengupayakan secara maksimal adanya direct flight Padang - Singapura untuk mendukung kunjungan wisatawan mancanegara ke Sumatera Barat,” ucap Asnawi.Menteri Pariwisata (Menpar), Arif Yahya telah menyampaikan 10 tujuan wisata prioritas di Indonesia. 10 destinasi prioritas tersebut adalah Borobudur, Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), Bromo-Tengger-Semeru (JawaTimur), Kepulauan seribu (Jakarta), Toba (Sumatera Utara), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Tanjung Lesung (Banten), Morotai (Maluku Utara), dan Tanjung Klayang (Belitung). (nggo)
Editor : Eriandi, S.Sos
