[caption id="attachment_47974" align="alignnone" width="651"]
Anggota DPD RI, Emma Yohanna bersama Kepala BNNP Sumbar, Bambang Heru Wismoyo dan jajarannya, di kantor BNNP Sumbar, Jumat (13/1). (lenggogeni)[/caption]PADANG - Permasalahan peredaran narkotika di Sumatera Barat telah mengkhawatirkan. Buktinya, setiap hari ada saja yang tertangkap mengunakan ataupun mengedarkan 'barang haram' itu.
Untuk itu, Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Sumbar, Emma Yohanna melakukan reses ke Kantor Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatera Barat (BNNP Sumbar), Jumat (13/1).Dalam kunjungan tersebut diperoleh data angka prevalensi penguna di Sumbar 65.532 orang. Sumbar sudah menjadi sasaran peredaran narkotika. Peredarannya sudah sampai sampai ke pelosok-pelosok daerah di kabupaten kota. Tingkatan umurnya bervariasi mulai dari orang orang tua, dewasa, remaja hingga anak-anak.
"Menekan peredaran narkotika dibutuhkan kerjasama semua pihak untuk memberantasnya. Paling utama, kerjasama dengan pihak ke luarga, seperti orangtua, saudara atau istri dan anak yang mampu mengatasinya," ucap Kepala BNNP Sumbar, Bambang Heru Wismoyo.Dalam menekan peredaran narkotika, katanya, BNNP sudah melakukan kerjasama dengan penggiat narkoba. "Kami sudah membentuk penggiat di Nanggalo dan Padang Barat," jelasnya.Selain itu, ia juga meminta agar pemerintah membatasi peredaran lem. Sebab, lem disinyalir merupakan pintu masuk peredaran narko ba.Usai mendengarkan pemaparan tersebut, Emma Yohanna pun menerima masukkan semua dari BNNP Sumbar untuk dibahas dalam rapat di dewan. (nggo)
Editor : Eriandi, S.Sos
