Enaknya Jadi Marshal TdS; Hobi Tersalurkan, Awak Dibayar Pula

×

Enaknya Jadi Marshal TdS; Hobi Tersalurkan, Awak Dibayar Pula

Bagikan berita
Foto Enaknya Jadi Marshal TdS; Hobi Tersalurkan, Awak Dibayar Pula
Foto Enaknya Jadi Marshal TdS; Hobi Tersalurkan, Awak Dibayar Pula

[caption id="attachment_60787" align="alignnone" width="660"] Para marshal TdS. (*)[/caption]PADANG - Barang kali ada yang bertanya-tanya siapa pengendara motor gede, melaju dengan kecepatan tinggi di setiap etape balapan sepeda Tour de Singkarak.

Pakai helm besar, jaket tebal kombinasi hitam dan hijau stabilo. Biasanya mereka berada di depan pembalap. Ketika mereka sudah melintas, pertanda tidak lama lagi pembalap sepeda akan lewat.Merekalah Marshal, yang tugasnya sebagai pemandu para pembalap untuk menjajal rute setiap etape. Pembalap lebih patuh pada mereka daripada kepada petugas lalu lintas. Selama balapan, merekalah aparatnya.

Tugas menjadi marshal tentunya tidak mudah kadang-kadang marshal membawa juri untuk memantau kondisi lomba dan membloking jalan bila ada kendaraan lain yang akan melintas, membantu pembalap yang tercecer, memberi tanda jalan berbaha, pokoknya balapan sepeda tidak akan berjalan sukses tanpa bantuan marhsal dan lainya.Novian Reza (38) merupakan salah satu dari mereka. Ia sudah menjadi Marshal sejak TdS pertama digelar di Sumbar. Tapi ada beberapa TdS yang tidak dia ikuti lantaran kebijakan panitia menunjuk pihak lain menjadi Marshal.

"Dari sembilan kali TdS sejak awal, tiga kali saya tidak ikut," kata Warga Padang Pasir Kota Padang itu.Menjadi Marshal adalah tugas yang sangat disukai Reza. Begitu pun pendapat anggota Marshal yang lain.

Kenapa tidak, jalan-jalan mengelilingi suatu daerah dengan sepeda motor adalah hobi yang disukainya sejak lama.Apalagi jalan-jalannya dilakukan bersama teman-teman atau berkonvoi, menjadi kebahagiaan tersendiri yang tak tergantikan dengan apapun.

Hobi berkeliling dengan sepeda motor merupakan modal awal Reza menjadi Marshal, di samping modal ketahanan fisik dan mental.Hobi tersebut mengantarkan dia mendapat berkah setiap TdS.  Hobi tersalurkan, juga dapat bayaran.

Ia bisa jadi Marshal juga karena jaringan. Ia diminta jadi Marshal berkat keikutsertaannya jadi anggota Thunder Padang Club. Marshal awalnya ada di Jakarta. Karena ada TdS jadi perlu direkrut orang daerah yang lebih paham dengan kondisi medan. Kebetulan Marshal di pusat adalah orang-orang club Thunder, maka mereka menawarkan pula ke club Thunder daerah untuk jadi Marshal."Saya adalah salah satu yang direkomendasikan ke Marshal pusat," katanya.

Namanya tugas, tentu ada senang dan susahnya. Senangnya, ya bisa jalan-jalan, lihat daerah orang dan dapat uang."Susahnya kalau dapat teman bonceng dari negara lain," ujar Reza.

Ia pernah membonceng wartawan dari Jerman, karena bahasa Inggrisnya masih payah, membuat ia sulit berkomunikasi dengan wartawan tersebut."Pernah sekali wartawan dari Jerman itu melakukan kesalahan karena mengambil foto dengan posisi terlalu menjorok ke jalan sehingga agak mengganggu pembalap ketika melintas. Sementara saya tidak bisa memberi peringatan secara lisan kepadanya, akhirnya saya dimarahi oleh komandan," ujar Bapak dua anak itu.

Awal-awal jadi Marshal juga banyak kesalahan yang ia lakukan karena masih kurang paham apa saja tugas Marshal, sehingga dia juga sering kena tegur."Tapi itu awal-awal saja, sekarang karena sudah sering jadi Marshal, saya tidak ada lagi dimarahi," kata pria yang akrab dipanggil Mak Jo itu.

Editor : Eriandi, S.Sos
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini