[caption id="attachment_65907" align="alignnone" width="650"]
Ketua Parfi Sumbar, Fadly Amran bersama sutradara dan sejumlah kru Film 'Cinta di Bawah Langit'. (arief pratama)[/caption]PADANG - Film 'Cinta di Bawah Langit' akhirnya tayang perdana di bioskop Karya Theatre, Kamis (29/3)malam. Film karya Raymon Moza itu disambut antusias ratusan penonton dari semua kalangan.
Bahkan film yang dibintangi dua anak muda Ranah Minang, Febri Wahyuni dan Rizky Perdana itu mendapat apresiasi dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar.Hal itu terbukti dengan turut hadirnya Staf Ahli Bidang Pembangunan dan Kemasyarakatan Pemprov Sumbar, Jefrinal Arifin, saat meet and greet. "Saya sangat mensupport film ini, patut diapresiasi. Apalagi ini film karya anak muda Ranah Minang dan ceritanya sangat kental dengan adat dan budaya Minangkabau," katanya.
Ketua Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) Sumbar, Fadly Amran mengatakan, film 'Cinta di Bawah Langit' dapat memberikan pendidikan kepada masyarakat khususnya terhadap kebudayaan Minang. "Banyak kearifan lokal yang diangkat melalui film ini. Sebab, hal itu tidak lepas dari ceritanya tentang adat istiadat Ranah Minang," terang pria yang juga Ketua KNPI Sumbar terpilih itu.Fadli Amran yang merupakan salah satu calon Walikota Padang Panjang ini menambahkan, dengan hadirnya film ini diharapkan dapat mendorong dunia perfilman di Sumbar untuk tumbuh dan berkembang. Sebab menurutnya, banyak putra dan putri Ranah Minang yang berbakat dan mampu menciptakan karya yang luar biasa.
"Kami Parfi Sumbar sangat merangkul dan mendukung seluruh rumah produksi yang bagus. Ini merupakan wadah bagi generasi muda untuk berkarya dalam dunia perfilman," ulasnya.Sutradara Raymon Moza mengungkapkan film ini menceritakan romantisme dua anak muda dengan berlatarkan kehidupan sosial masyarakat Ranah Minang, termasuk peran ninik mamak kepada kemanakan."Film ini wajib ditonton oleh masyarakat Ranah Minang, apalagi ini digarap oleh sineas asli Sumbar. Mulai dari crew, hingga pemain filmnya adalah putra-putri asli Ranah Minang," pungkasnya.(arief)
Editor : Eriandi
