PADANG - Gandang sarunai, sebuah kesenian tradisi langka Minangkabau ditampilkan pada Festival Nan Jombang Tanggal 3 (FNJTgl3), Rabu (3/7) malam di Ladang Tari Nan Jombang.Gandang sarunai dibawakan tiga pemain musik, dua pemain gendang dan satu orang memainkan pupuik serunai. Nuansa semarak terasa di awal penampilan Grup Karang Taruna Lubuak Sati yang berasal dari Solok Selatan ini. Dengan suara gendang yang bertalu-talu, disambut suara serunai dengan lengkingan khasnya, membuat suasana terasa magis.
Walau dua pemain gandang sarunai ini sudah lanjut usia, tapi mereka tetap lincah memukul gendang dan meniup sarunai. Hampir 30 menit pertunjukan berlangsung, dengan energi yang sudah terkuras habis, seniman lansia ini mengakhiri pertunjukan gandang sarunai. Salah satu seni tradisi Minangkabau yang terancam punah.Menurut pimpinan grup ini, Yusrial Katik Lembang Batuah, kesenian tradisi yang ditampilkan ini telah ada sejak 300 tahun yang lalu.
"Kesenian ini sudah dipertahankan selama 300 tahun. Selama enam generasi mempertahankannya sampai sekarang. Dalam perkembangannya, gandang sarunai juga diiringi dendang, layaknya saluang dan rabab," jelasnya.Sementara itu Hermawan selaku penasehat iven, dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan FNJTgl3 yang sudah 7 tahun rutin mengadakan kegiatan pertunjukan seni tradisi Minangkabau.
"Festival Nan Jombang punya kepastian. Jarang ada kegiatan seni tradisi yang punya kepastian. Kekacauan kesenian bisa terjadi kalau tidak diselenggarakan secara rutin dan sesuai jadwal. Konsisten, benahi dan jalani," katanya.Apalagi menurutnya, banyak kesenian tradisi Minangkabau yang hampir punah, salah satunya Gandang Sarunai. Generasi muda, khususnya para seniman sebaiknya juga dalam menyaksikan penampilan seni tradisi ini mendapatkan inspirasi untuk menciptakan karya seni lain. (wahyu)Editor : Eriandi, S.Sos
