Gantole 'Sangat Butuh Peralatan Baru

×

Gantole 'Sangat Butuh Peralatan Baru

Bagikan berita
Foto Gantole 'Sangat Butuh Peralatan Baru
Foto Gantole 'Sangat Butuh Peralatan Baru

PADANG - Pesta multi cabang olahraga prestasi empat tahunan se-Tanah Air bertajuk Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Provinsi Papua telah usai diselenggarakan 15 Oktober 2021 lalu.

Kontingen Sumatera Barat membawa pulang 8 medali emas, 12 perak dan 18 medali perunggu. Menempati posisi 15 dari 34 provinsi di Indonesia.

Untuk Pulau Sumatera, Kontingen Tuah Sakato menduduki posisi kelima di bawah Riau peringkat 8 dengan raihan 21 emas, 25 perak dan 21 perunggu, Lampung posisi 10 dengan memboyong medali 14 emas, 10 perak dan 12 perunggu, Aceh diperingkat ke-12 mendulang 11 emas, 7 perak, 11 perunggu, dan Sumut menempati peringkat 13 dengan raihan 10 emas, 22 perak dan 23 medali perunggu.

Mulai hari ini, Rabu (8/12) penulis mencoba membahas satu persatu cabor yang telah berkontribusi medali bagi Kontingen Sumbar. Kamudian, persiapan Pengprov Cabor dalam pembinaan para atlet peraih medali PON Papua serta menyiapkan re-generasi atlet menghadapi PON XXI Aceh-Sumut 2024. Ya, regenerasi mesti disiapkan sedari kini. Apalagi, atlet yang sudah termakan usia dan tipis kemungkinan akan bisa kembali berprestasi di PON XXI Aceh-Sumut nanti.

Untuk yang pertama ini, dibahas Cabor Gantole. Cabor dengan induk organiasi Federasi Aero Sport Indonesia  (FASI) ini sukses memboyong 1 emas, 2 perak dan 1 perunggu. Bahkan NSR Yalatif menjadi atlet pertama Kontingen Sumbar yang menyabet medali emas PON XX Papua itu.

Empat atlet yang membela Tuah Sakato ini adalah NSR Yalatif, Khaidir Anas, Rijalul Fathani dan Syahroni. Keempat atlet ini telah membela Kontingen Sumbar sejak PON 2012 Riau. Hasilnya, belum mendapat rezeki medali. Rijalul Fathani hanya menempati peringkat 4 di nomor KTM (Ketepatan Mendarat) Perorangan, Khaidir Anas juga di posisi keempat dan kelima. Empat tahun berikutnya PON 2016 di Jabar baru bisa bawa pulang 1 medali perunggu atas nama Syahroni di nomor KTM kelas B.

PON XX Papua keempat atlet ini baru sukses bawa 1 emas, 2 perak dan 1 perunggu. Butuh 8 tahun persiapan. Bukan hanya sekadar persiapan, tapi juga harus punya peralatan utama yakni parasut utama dan cadangan, harness, dan helmet.

“Jujur saja, amunisi (peralatan-red) kita sudah habis. Gantole (perasut) yang kami pergunakan di PON Papua lalu itu merupakan sisa peralatan PON 2016. Begitu pula saat PON 2016, peralatan yang kami pergunakan sisa PON 2012. Jadi, untuk saat kini amunisi kita benar-benar sudah habis,” ujar Rijalul Fathani dalam bincang-bincang dengan penulis, Selasa (7/12) di Padang.

Rijalul Fathani berharap hadapi PON XXI Aceh-Sumut, dirinya bersama rekan-rekannya membutuhkan peralatan terbaru. “Masing-masing kita butuh dua peralatan. Itu artinya minimal 10 unit peralatan. Kalau tetap mengandalkan peralatan yang kini, kami tidak menjamin hasil yang sama di PON Papua,” tuturnya.

Dijelaskan Jalul -sapaan Rijalul Fathani- Jawa Barat yang tampil juara umum PON Papua, peralatannya terbaru dan telah disiapkan jauh-jauh hari sebelum PON digelar. Begitu pula DKI saat PON Papua lalu peralatannya juga terbaru. Hebatnya dari 10 atlet kedua provinsi itu semua peralatan yang dipergunakan terbaru. Soal peta kekuatan tiga provinsi, Jabar, DKI dan Sumbar memang selalu menjadi yang terdepan dalam cabor dirgantara ini.

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini