GPDRR Melahirkan Tujuh Rekomendasi Agenda Bali untuk Resiliensi

×

GPDRR Melahirkan Tujuh Rekomendasi Agenda Bali untuk Resiliensi

Bagikan berita
Foto GPDRR Melahirkan Tujuh Rekomendasi Agenda Bali untuk Resiliensi
Foto GPDRR Melahirkan Tujuh Rekomendasi Agenda Bali untuk Resiliensi

BADUNG - Forum The 7th Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022, melahirkan tujuh rekomendasi agenda Bali untuk resiliensi bencana.Rekomendasi tersebut lahir melalui rangkaian agenda pertemuan yang mempertemukan seluruh delegasi dari berbagai negara di Bali Nusa Dua Conventions Center (BNDCC), Bali.

Dalam pidatonya pada acara penutupan Global GPDRR, Presiden Ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri meminta dunia bersatu dan memperkuat solidaritas demi menghadapi berbagai ancaman terhadap kemanusiaan, yang di antaranya bencana ekologis."Eksploitasi alam yang tidak terkendali jadi ancaman bagi kemanusiaan dan peradaban manusia. Kita sering tidak menyadari bencana tersebut," kata Megawati yang hadir secara virtual.

Di hadapan ribuan delegasi asing dari 185 negara, Megawati mengusulkan agar dunia dapat memperkuat Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) dan memperkuat kemitraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) antarnegara demi meningkatkan kesiapsiagaan global dalam menghadapi bencana.Sementara itu, Perwakilan Khusus Sekjen UNDRR, Mami Mizutori menerangkan, UNDRR tidak menggunakan istilah 'Bencana Alam' sebagai kampanyenya. UNDRR meyakini, bencana alam sebenarnya tidak ada. Bagi mereka, bahaya baru akan berubah menjadi bencana lantaran keputusan manusia.

"Berita baiknya adalah karena keputusan manusia lah yang membuat bencana lebih mengerikan, keputusan manusia juga yang dapat membalikkan kecenderungan ini, mengurangi dampak bahaya, mengurangi dampak bencana ketika menimpa kita," ungkap Mizutori.UNDRR apresiasi Indonesia

Mizutori kemudian mengungkap apresiasinya atas keragaman yang dia temui selama konferensi GPDRR di Bali. Dia merasa bangga sebab jumlah peserta penyandang disabilitas meningkat dua kali lipat dari pertemuan sebelumnya."Saya sangat bangga bahwa Platform Global ini benar-benar mencerminkan pendekatan seluruh masyarakat dari Kerangka Sendai, dan kami memiliki orang-orang dari, tentu saja, dari seluruh dunia," ujar Mizutori.

"Sekali lagi saya harus berterima kasih kepada Indonesia untuk ini. Dan saya percaya bahwa ini akan menjadi salah satu warisan indah yang dapat kita tinggalkan di sini, di pusat konferensi ini," pungkasnya.Selain Mami Mizutori, Perwakilan dari Aliansi Disabilitas Internasional (IDA), Elham Youssefian, juga turut memberikan pidato dalam upacara penutupan. Youssefian menjelaskan, mereka masih meyakini pendekatan seluruh masyarakat dan pendekatan seluruh pemerintah sebagai solusi utama mengurangi risiko bencana.

"Tetapi pendekatan whole society yang kami maksud adalah semua masyarakat, tanpa memandang jenis kelamin, kebangsaan, ras, disabilitas, status adat, warna kulit, agama, kemiskinan, status ekonomi, atau status pengungsi atau pengungsi," tegas Youssefian."Dan dengan pendekatan whole government, kami maksudkan bahwa setiap sektor pemerintah harus terlibat dan memiliki rencana dengan spesifik bagaimana mereka ingin terlibat dan apa yang ingin mereka lakukan," kata Youssefian.

Tujuh agenda Bali untuk resiliensiSelama pertemuan, Indonesia telah mendorong peningkatan kerja sama internasional. Kolaborasi tersebut diharapkan berjalan berdasarkan prinsip penguatan budaya sadar bencana dan edukasi untuk pengurangan risiko.

GPDRR ke-7 ini mengangkat tema besar "From Risk to Resilience: Towards Sustainable Development for All in a COVID-19 Transformed World." Sebagai tuan rumah, Indonesia mengusung tema “Memperkuat Kemitraan Menuju Resiliensi Berkelanjutan.”Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, menyimpulkan pembahasan dalam rangkaian agenda tersebut.

"Presiden Indonesia sebagai tuan rumah mendorong masyarakat internasional untuk meningkatkan kerja sama dalam manajemen risiko bencana melalui kolaborasi berdasarkan prinsip-prinsip penguatan budaya sadar bencana dan edukasi untuk pengurangan risiko. Kedua, investasi pada sains teknologi," kata Suharyanto saat upacara penutupan GPDRR di BNDCC, pada Jumat malam (27/5).Platform Global ini merupakan seruan bagi negara-negara untuk mempercepat implementasi seluruh prioritas Kerangka Sendai guna menghentikan laju peningkatan dampak dan risiko bencana.

Editor : Eriandi, S.Sos
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini