Gua Hira, di Sini Sejarah Itu Dimulai

×

Gua Hira, di Sini Sejarah Itu Dimulai

Bagikan berita
Foto Gua Hira, di Sini Sejarah Itu Dimulai
Foto Gua Hira, di Sini Sejarah Itu Dimulai

Laporan Khairul Jasmi dari Tanah Suci[caption id="attachment_70668" align="alignnone" width="648"] Suasana di Gua Hira (foto ist)[/caption]

Iqra' bismi rabbikalladzi khalaq. Khalaqal insaana min'alaq. Iqra' warabbukal akram. Alladzii 'allama bil qalam. 'Allamal insaana maa lam ya'lam (Surat Al'alaq 1- 5.)***

Pagi sudah sempurna menjelma di Makkah Almularramah. Cahaya lampu berpendar dan bersatu, mempersembahkan kemilau nan indah, seperti parade akbar. Manakjubkan.Itulah yang tampak pada subuh, Minggu (12/8). Di tempat ini, pada suatu hari 14 abad silam, Muhammad, menggigil ketakutan. Sekuat yang beliau bisa, berlari menuju rumah di Makkah. Ini pertama dalam sejarah hidupnya. Pria itu ketakutan. Sang istri Khadijah menyambut tak kalah cemasnya.

Sejarah pun dimulai. Karena sejarah hebat itulah sejumlah jemaah Nurzikrillah sampai di puncak bukit, di sinilah terdapat gua dramatis dalam sejarah Islam: Hira!Gua ini sempit, sepi. Di tempat sesempit itulah dimulai masa kenabian Muhammad, sesuatu yang sudah diterka sejak awal oleh  Pendeta Buhaira di negeri Syam.

Wahyu pertama dibacakan Malaikat Jibril di gua ini. "Iqra," seperti dalam Surat Al'alaq 1- 5.Bukit batu itu tingginya 281 meter,  panjang pendakian 645 meter. Bagi yang tak biasa mendaki maka akan lama turun dari naik.

Lokasi ini ada di wilayah Hijaz, terpaut sekitar 6 Km dari Makkah Al-Mukarramah. Letaknya di Jabal Nur, bukit batu tak berdaun, sebuah bukit setinggi Gunung Padang saja.Dari puncak ini kita bebas memandang Makkah yang gemerlap. Melihat hamparan alam Padang Pasir paling ganas di dunia.

Di dekat gua sempit ini, sebagian kawan-kawan saya menunaikan Shalat Subuh dalam getaran jiwa yang sulit dilukiskan. Lalu dilanjutkan dengan dhuha beberapa saat kemudian. Tentu saja sujud syukur. Beberapa orang lainnya shalat di masjid saja.Kawan-kawan saya bangun mendahului subuh, berangkat dari hotel dalam hening menuju ke titik nol sejarah Islam itu. Mendaki dengan semangat dan rasa ingin tahu melebihi keingintahuan hari pertama sekolah.

Mereka rombongan pertama yang naik, Noor Arias Syamsu, Sukron, Syarli Can, Syafarialdi dan Dayat. Pada hari yang berbeda mendaki pula M. Nazer dan sejumlah lainnya.Napak tilas spritual

Menurut Noor Arias, untuk mendaki sebelum subuh masih sepi. Ia memerlukan waktu 40 menit naik dan turun 30 menit. Untuk semua urusan di atas lebih dua jam, termasuk minum pagi di kantin yang juga ada di puncak.Begitu sampai di puncak, katanya, ia disergap perasaan campur aduk. Perjalanan spritualnya semakin lengkap dengan melalukan napak tilas ke Gua Hira itu. Noor Arias sempat shalat subuh dan berdoa di dalam gua selebar tikar shalat itu.

Pria yang berhaji bersama istri dan anaknya itu, mengabadikan beberapa momen tak terlupakan, baik foto atau video. Suasana Makkah kala pagi yang sungguh indah, orang-orang yang berdoa dan lainnya, seperti rombongan jemaah dari China yang sedang berdoa. Kemudian memoto kawannya yang meminjam topi jemaah Kyrgistan yang lucu.Begitu sampai di lokasi tak langsung bertemu gua tapi harus menyisir dulu sejauh 6 meteran, lalu ada ceruk dan setelahnya baru gua. Beberapa anak bangsa lain juga sudah sampai di sana, seperti China, Kyrgistan dan lainnya.

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini