
PADANG – Industri keuangan dinilai belum berpihak pada ketahanan pangan. Perbankan masih enggan mengucurkan kredit bagi petani. Untuk itu, perbankan di Sumbar diminta agar segera memberikan dukungan modal pada kegiatan produktif di sektor pertanian.
Gubernur Irwan Prayitno mengatakan, selama ini perbankan terlihat hanya main aman. Tidak mempertimbangkan kredit konsumtif atau produktif, yang jelas uang bank kembali. Akibatnya, sektor pertanian tidak dapat mengakses permodalan dari bank.
“Saya tahu, selama ini bank hanya manembak di ateh kudo, main menang saja,” sebut Irwan di depan perwakilan perbankan se-Sumbar pada Rapat Koordinasi Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPKAD) Sumbar, di auditorium gubernuran, Senin (8/5).
Menurutnya, tidak ada alasan perbankan untuk takut mengucurkan kredit pada sektor pertanian. Kredit pertanian memang beresiko, namun di Sumbar sudah disiapkan skema penjaminan kredit dari Jamkrida. Jika petani tidak bisa mengangsur, telah ada pihak yang menanggung.
“Sawah semakin berkurang, kita berjuang cetak sawah. Bagaimana kontribusi perbankan, coba itu berpikir, darimana pangan itu berasal dan bagaimana caranya. Kucurkan bantuan itu,” tuturnya.
Data Bank Indonesia hingga Februari 2017, porsi kredit untuk perdagangan besar dan eceran mendapat jatah 26 – 27 persen. Sedangkan pertanian hanya kisaran 8-9 persen. (yose)