Hampir 30 Persen Masyarakat Sumbar Derita Hipertensi

×

Hampir 30 Persen Masyarakat Sumbar Derita Hipertensi

Bagikan berita
Foto Hampir 30 Persen Masyarakat Sumbar Derita Hipertensi
Foto Hampir 30 Persen Masyarakat Sumbar Derita Hipertensi

PADANG  - Hampir 30 persen masyarakat Sumatera Barat menderita penyakit hipertensi. Sebanyak 15 persen di antaranya tidak mengetahui kalau mereka juga terjangkit penyakit tersebut.Hal itu disampaikan, Ketua Panitia Seminar, dr. M. Fadil, Sp.JP disela-sela One Day Symposium Commermorate World Hipertension Day (Seminar Sehari Memperingati Hari Hipertensi), di Hotel Mercure, Minggu (22/5).

"Data menunjukkan penderita hipertensi di Sumatera Barat cukup banyak. Kami ingin mengedukasi dokter-dokter yang lain, seperti dokter umum, dokter spesialis lainnya dan tenaga kesehatan lainnya, seperti mahasiswa kedokteran, perawat untuk paham dan sadar tentang bahaya hipertensi," katanya.Menurutnya hipertensi, salah suatu penyakit yang jika tidak ditangani sedari dini dan berkesinambungan sampai seumur hidup mengakibatkan komplikasi lainnya, seperti pada otak, jantung, ginjal, pembuluh darah besar bahkan mata. Misalnya orang sudah terdiagnosa menderita hipertensi kemudian tiba-tiba putus obat, bisa diramalkan akan menderita salah satu dari penyakit tersebut.

"Apabila pembuluh darah di otak tersumbat, namanya stroke. Pecah pembuluh darah di otak namanya, stroke pendarahan. Kalau misalnya terjadi penyumbatan pembuluh darah di jantung, menderita penyakit jantung koroner. Kalau di jantungnya tiba-tiba lama-lama besar dan makin bengkak akibat dari tekanan yang tinggi, pasiennya sesak nafas dapat mengakibatkan gagal jantung," jelas Ahli Jantung dan Pembuluh Darah,  dr M Fadil, Sp.JP kepada wartawan.Apabila sudah menderita gagal jantung, kualitas hidupnya tidak baik, jalan sedikit sesak dan tidur tidak bisa terlentang. Hipertensi dapat mengakibatkan komplikasi pada ginjal. Jika tekanan cukup tinggi ke arah ginjal, fungsi ginjal tidak bagus. Kalau fungsi ginjal tidak bagus, urusan pembuangan tidak baik. Akhirnya lama-lama jadi gagal ginjal dan si pasien harus melakukan cuci darah untuk memperlancar pembuangan.

Lebih lanjut dikatakannya, jika hipertensi tidak dikontrol atau dikendalikan sedari dini, lama kelamaan, daya regang dari pembuluh darah besar (orta) makin lama makin menipis dan suatu saat bisa robek (diseksi orta). Tingkat kematiannya cukup tinggi sekali, bisa dalam hitungan menit, jam, hari dan minggu.Menurut dr Fadil, sekarang ini rentang penderita hipertensi sudah mulai dari umur belasan tahun hingga puluhan tahun. Penyebabnya akibat ginetik sudah ada sejak lahir dan pengaruh makanan. Misalnya, sering mengonsumsi makanan siap saji dan kurang olahraga.

Ia mengharapkan, dokter umum lebih mudah mengenali dan sadar akan penyakit hipertensi. Alhasil mereka bisa memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya hipertensi. Salah satunya mengubah presepsi masyarakat, jikalau penderita hipertensi makan obat secara terus menerus mengakibatkan penyakit ginjal. Justru sebaliknya, jikalau penderita tidak makan obat, mengakibat komplikasi lainnya, seperti pada ginjal, jantung, pembuluh darah besar bahkan mata.  "Artinya, penderita hipertensi harus minum obat seumur hidup," tegasnya. (lenggogeni)

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini