Harga Paling Murah di Sumbar, Maya Bed Sheet Produksi 1.000 Face Shield Sehari

×

Harga Paling Murah di Sumbar, Maya Bed Sheet Produksi 1.000 Face Shield Sehari

Bagikan berita
Foto Harga Paling Murah di Sumbar, Maya Bed Sheet Produksi 1.000 Face Shield Sehari
Foto Harga Paling Murah di Sumbar, Maya Bed Sheet Produksi 1.000 Face Shield Sehari

PADANG - Maya Bed Sheet mampu memproduksi 1000 face shield (pelindung wajah) sehari. Harga pun dijamin paling murah di Sumbar.Begitu kata pembuka yang disampaikan Syafri Gani bersama sang istri Maya pemilik usaha rumahan saat berbincang-bincang dengan Singgalang, Sabtu (4/7) siang di rumahnya, Jalan Lubuk Gajah No 84, RT 03 RW II, Kelurahan Pisang, Pauh, Kota Padang.

Saat Singgalang bertandang ke rumahnya itu, beberapa orang memang tengah mengerjakan pelindung wajah itu. Tidak terkecuali Syafri Gani, Maya dan sang putrinya.“Face shield yang kami buat ini dengan tulisan dan pesan-pesan unik dan membangun. Sehari bisa diproduksi 1000 dengan tenaga kerjanya warga sekitar sini,” kata  Syafri Gani pemegag sabuk hitam olahraga beladiri kempo di Kota Padang ini.

Seluruh proses pembuatannya manual alias hand made oleh tangan-tangan kreatif warga sekitar.Meski dengan buatan tangan Syafri Gani tetap mengedepankan bahannya yang berkualitas dengan harga sangat murah bahkan termurah di Kota Padang bahkan Sumatera Barat.  Satu pices harga dibanderol Rp8 ribu untuk grosiran dengan pesanan di bawah 500 pcs. Sedangkan hargai partai (banyak pesanan) Rp7 ribu dengan pemesanan diatas 500 pcs.

“Berbagai macam kata-kata bijak kami buat di setiap face shield ini sepeti Sukses tidak akan datang pada orang malas. Juga ada gambar Tayo untuk murid-murid SD dan lainnya,” kata Maya, sang istri.Usut punya usut, ternyata usaha baru yang saat ini terus dirintisnya itu merupakan jalan baru sejak datangnya petaka Pandemi Covid-19.

Usaha bernama Maya Bed Shet yang sebelumnya menemukan jalan buntu sejak corona melanda perlahan mampu kembali bangkit melalui pembuatan masker kain dan face shield serta APD lainnya.“Untuk kualitas kita menggunakan bahan terbaik yaitu plastik mika berukuran 30 x 20 cm dengan ketebalan 0,30 mm. Dijamin tidak akan kabur dan akan sangat jelas jika digunakan untuk membaca,” katanya.

Maya menambahkan dirinya bersama sang suami merasa terpanggil untuk membantu mencarikan solusi untuk mengembalikan proses belajar mengajar ke sekolah.“Sudah lebih dari empat bulan anak-anak belajar di rumah saja. Ada rencana kembali ke sekolah dengan masa pandemi belum clear ini maka kami mencoba membatu mencarikan solusinya yakni penyediaan pelindung wajah ini,” kata Maya dan diaminkan oleh Syafri Gani.

Sekitar 800 pices face shield pesanan sebuah MTsN di Padang sudah siap didistribusikan. “Ya tinggal kita antarkan ke sekolah itu,” tambah Maya yang juga pintar bikin sprei itu.Semoga dengan adanya face shield dan masker unik ini ekonomi masyarakat yang beberapa lalu lumpuh bisa bangkit kembali karena untuk menjadikan negeri ini normal kembali butuh solusi dan kerjasa sama semua lapisan masyarakat.

“Untuk tahap awal ini kami berharap face shield ini akan mulai dimanfaatkan oleh seluruh perangkat yang terlibat dalam dunia pendidikan Sumbar terkhsus sebagai solusi dalam penerapan protokol kesehatan,” ungkapnya.Ditambahkan Syafri Gani, bicara soal perawatan face shield tidaklah sulit cukup menyimpat ditempat yang akan setelah memakai dan untuk membersihkan cukup dengan menggunakan minyak kayu putih.

“Kalau dirawat dengan baik akan mampu bertahan 3 sampai 4 bulan. Semoga pihak pemerintah juga bisa bekerjasama mencarikan solusi untuk dunia pendidikan dan juga membantu perekonomian masyarakat,” kata Maya berharap.Diakhir perbincangan Singgalang, Syafri Gani bersama Maya siap melakukan kerjasama dengan Dinas Pendidikan serta instansi pemerintahan lainnya. “Kami siap menerima pesanan dalam jumlah banyak. Bonus pun siap kami sediakan yakni masker kain,” kata Maya.

Untuk pemesanan bisa dikontak ke nomor 0822-8363-7980 atau ke nomor  0853-7410-0239. (rahmat)

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini