[caption id="attachment_35588" align="alignnone" width="650"]
Haryani bersama Miss Earth Indonesia 2014, Annisa Ananda Nusyirwan dan warga Kampung Nelayan Pasie Nan Tigo (lenggogeni)[/caption]PADANG - Dosen Univesitas Bung Hatta, Haryani tengah meneliti potensi wisata baru di Kota Padang. Ia memilih kawasan Pasie Nan Tigo, Koto Tangah sebagai objek penelitian.
"Saya memilih kawasan ini karena dibandingkan daerah lain di ibukota provinsi, Pasie Nan Tigo termasuk kawasan tertinggal. Sebab, hampir sebagian mata pencarian penduduknya nelayan," jelasnya.Di Pasie Nan Tigo terdapat 1.000 nelayan. Mereka aktif melaut sekitar 7 hingga 8 bulan saja. Selebihnya tidak bisa, karena faktor cuaca. Alhasil, mereka hidup di bawah garis kemiskinan, karena penghasilannya hanya tergantung pada hasil melaut.
Melihat kondisi tersebut, Haryani yang juga pengamat Tata Ruang mencoba gebrakkan baru, agar masyarakat di sepanjang bibir pantai dapat hidup layak.Menurutnya, harus ada mata pencaharian alternatif selain sebagai nelayan. Salah satunya adalah menjadi an permukiman nelayan sebagai destinasi wisata baru di Kota Padang, yakni Kampung Nelayan Pasie Nan Tigo.Dengan konsep partisipasi masyarakat atau mengajak masyarakat menyiapkan lokasinya sebagai tujuan wisata.Apalagi aktivitas masyarakat nelayan Pasie Nan Tigo sangat beragam sehingga dapat menjadi daya tarik yang memiliki ciri khas kampung nelayan, seperti mahelo pukek, tradisi tolak bala, memperbaiki perahu, mengolah kuliner spesifik ikan dan mancolok jalo.(lenggo)
Editor : Eriandi, S.Sos
