Hati-hati, Stres Bisa Berujung Stroke

×

Hati-hati, Stres Bisa Berujung Stroke

Bagikan berita
Hati-hati, Stres Bisa Berujung Stroke
Hati-hati, Stres Bisa Berujung Stroke

[caption id="attachment_19168" align="alignnone" width="551"] Ilustrasi (okezone.com)[/caption]BERBEDA dari beberapa dekade sebelumnya, di mana stroke identik dengan penyakit degeneratif. Kenyataannya kini stroke juga menyerang usia produktif. Dr dr Tauhid Nur Azhar SKed MKes menilai, hal itu disebabkan pola makan tidak sehat yang diadopsi masyarakat.

“Tetapi, yang paling memengaruhi adalah stres, apalagi hidup di perkotaan rentan terkena stres. Nah, kondisi ini terakumulasi hingga akhirnya berimbas pada stroke,” ujarnya dalam acara Diskusi Panel Manusia 4.0-Digital Millenial Brains yang diadakan komunitas Neuronesia.Pakar neurosains ini mengungkapkan, saat stres, ada perubahan hormon, di mana level kortisol dan adrenalin naik sehingga imunitas rendah yang akhirnya tubuh mudah terserang penyakit. Kadar hormon kortisol yang naik ini menyebabkan terjadinya fluktuasi adrenalin.

Adrenalin yang naik-turun mengakibatkan aliran darah tidak dalam ritme stabil. “Akibatnya, pada pembuluh darah, endotelnya (sel-sel epitel yang melapisi bagian dalam pembuluh darah dan ruang jantung) lecet. Ini berlangsung dalam periode lama, tetapi tidak terasa bisa tahunan,” papar dokter yang juga penulis buku, motivator, dan peneliti ini dikutip dari okezone.com, minggu (29/4).Bila ada sel yang rusak, tubuh akan memperbaiki dengan cara menumbuhkan jaringan baru. Masalahnya, jaringan baru ini bisa tumbuh dengan kondisi tidak mulus. Jika dalam sel darah mengandung banyak kolesterol atau lemak, dapat terjadi penyumbatan pada pembuluh darah di otak yang berujung pada stroke. Kehadiran stres akan berkontribusi pada peluang penyumbatan yang terjadi lebih awal.

Stres yang tidak dikelola dengan baik akan mempercepat penyumbatan tadi. Karena itu, dia menyarankan untuk sebisa mungkin berteman dengan stres. Penanganan stroke berpacu dengan waktu agar risiko yang ditimbulkan bisa diminimalkan, bahkan dihindari. Stroke dibagi menjadi dua jenis jika dilihat dari penyebabnya, yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik. Stroke iskemik terjadi jika pasokan darah berhenti akibat gumpalan darah, sedangkan stroke hemoragik terjadi jika pembuluh darah yang memasok darah ke otak pecah.Pada 2014, prevalensi nasional penderita stroke mencapai 3.049.200 pasien, dengan tren yang terus meningkat hingga mencapai 190.000 kasus setiap tahunnya. Adapun berdasarkan data World Health Organization (WHO), sebanyak 15 juta orang di dunia menderita stroke setiap tahunnya.

Hampir 6 juta orang dari para penderita stroke meninggal dan 5 juta lainnya menderita lumpuh permanen. Neurosains sendiri adalah ilmu yang khusus mempelajari tentang otak dan dinamikanya. Otak merupakan bagian yang sangat penting bagi kehidupan kita. Bagian yang terkecil dari otak disebut neuron (sel saraf) yang terdiri atas badan sel dan kabel-kabel yang disebut axon-neuron dan dendrit. Semua gerakan tubuh kita dikontrol otak.“Kita mau makan, tidur, berpikir, berperasaan, sampai berpikir inovatif dan menemukan segala sesuatu senantiasa dimulai dari otak. Neurosains mempelajari semua hal yang berkaitan erat dengan fungsi otak, intelektual, dan kesadaran manusia,” ungkap Board of Honor Neuronesia Prof dr Taruna Ikrar MPharm MD PhD Dalam rangka ulang tahun ke-3 komunitas pencinta ilmu neurosains ini, diselenggarakan seminar dan diskusi panel dengan judul tersebut. (aci)

Editor : Eriandi, S.Sos
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini