Hawana 2022: Mengenang Jasa Guru, Nelayan, Supir Taksi Yang Memodali Koran Melayu Pertama di Malaysia

×

Hawana 2022: Mengenang Jasa Guru, Nelayan, Supir Taksi Yang Memodali Koran Melayu Pertama di Malaysia

Bagikan berita
Foto Hawana 2022: Mengenang Jasa Guru, Nelayan, Supir Taksi Yang Memodali Koran Melayu Pertama di Malaysia
Foto Hawana 2022: Mengenang Jasa Guru, Nelayan, Supir Taksi Yang Memodali Koran Melayu Pertama di Malaysia

Pemerintah Malaysia memenuhi janjinya. Perdana Menteri Seri Ismail Sabri Yacoob akhirnya meresmikan peringatan Hari Wartawan Nasional Malaysia ( Hawana 2022) di Melaka, Minggu (29/5) petang.Momen peringatan Hawana 2022 sekaligus telah mencairkan hubungan "dingin" pemerintah dengan wartawan Malaysia. Acara itu dihadiri sekitar 800 tokoh dan insan pers Malaysia di Ball Room Hotel Hatten di Melaka.

Tampak di antaranya Tokoh Pers Tan Sri Johan Jaaffar dan Datuk Mokhtar Hussain, Presiden Ikatan Setiakawan Wartawan Malaysia Indonesia (Iswami). Hadir juga delegasi Pemimpin Redaksi Media Pers Indonesia yang dipimpin Asro Kamal Rokan, wartawan senior, yang menjabat Presiden Ismawi Indonesia, Ketua Umum PWI Pusat Atal Depari, Ketua Dewan Kehormatan PWI Pusat Ilham Bintang, dan Ketua Forum Pemred Indonesia Arifin Asydhad.Dalam sambutannya, PM Malaysia sekaligus menetapkan 29 Mei sebagai Hari Wartawan Nasional (Hawana) yang akan diperingati setiap tahun. Tan Sri Ismail Sabri Yaacob dilantik menjadi PM Malaysia 21 Agustus 2021, mengantikan PM Muhyidin Yassin.

// Jasa guru, nelayan, dan supir taksi //Hawana mengabadikan hari kelahiran surat kabar Utusan Melayu 29 Mei 1939. Utusan Melayu adalah surat kabar pertama berbahasa Melayu, yang sepenuhnya dimiliki, dibiayai dan dikerjakan oleh Bumi Putera (pribumi). Menarik mengikuti sejarah koran Utusan Melayu. Ternyata modal penerbitan koran itu hasil patungan para guru, nelayan dan supir taksi.

" Jadi, Hawana, bukan hanya menghormati wartawan Malaysia tetapi juga untuk mengenang jasa-jasa guru, nelayan, supir taksi dan rakyat jelata lainnya," kata Tan Sri Johan Jaffar. Sesuai Tema perhelatan Hawana 2022 sendiri : " Suara Jelata, Aspirasi Negara".Yang menarik dalam sejarah pers Malaysia ialah keterlibatan para petani, nelayan, supir taksi, guru-guru, yang berpatungan memodali penerbitan "Utusan Melayu". Mereka sudah lama mendambakan punya surat kabar milik orang Melayu. Yang ditugasi mencari modal waktu itu wartawan bernama Yusof Ishak. Kelak, Pemred pertama Utusan Melayu tersebut menjadi Presiden Rapublik Singapura yg pertama pada tahun 1963.

"Utusan Malaysia dianggap “suara keramat orang Melayu. Suara asli orang Melayu untuk menentang penjajah Inggeris & menuntut kemerdekaan, " kenang Tan Sri Johan Jaaffar saat dihubungi Senin (30/5) pagi.Bersandar pada literatur, surat

kabar pertama (berbahasa Inggris) yang terbit di Malaysia adalah Straits Times, pada 1845 (177 tahun lalu). Adapun koran Melayu pertama adalah "Jawi Peranakan" terbit tahun 1876 (146 tahun lalu). Namun, " Jawi Peranakan" dan surat kabar berbahasa Melayu lainya yang terbit sebelum" Utusan Melayu" dimodali oleh orang Cina, India, dan Arab.

// Malam Wartawan Malaysia//Tahun lalu, 30 November 2021, sehari setelah Pemerintah mencabut pembatasan kegiatan masyarakat di Malaysia tekait pandemi Covid19, PM Sri Ismail Sabri menghadiri acara Malam Wartawan Malaysia. Dalam kesempatan itulah ia mengumumkan persetujuannya untuk melanjutkan setiap 29 Mei sebagai momen peringatan Hari Wartawan Nasional (Hawana). Hawana pertama kali diperingati 2018 pada semasa pemerintahan Najib Razak. Terhenti 3 tahun karena alasan pergolakan politik dalam negeri dan pandemi Covid19.

" Lawatan saya ke Indonesia baru-baru ini membantu mengeratkan hubungan dengan Ikatan Setiakawan Wartawan Malaysia-Indonesia atau ISWAMI yang telah terjalin sejak 2007. Saya percaya ISWAMI dapat memainkan peranan penting sebagai jambatan penghubung sesama wartawan kedua negara," pengakuan Ismail Sabri tahun lalu seperti dikutip berbagai media.Sambutannya pada peringatan Hawana kemarin, Ismail Sabri mengulang kembali penegasannya tahun lalu itu. Antaranya menjamin kebebasan pers. Untuk mencapai tujuan itu ia pun mengajak seluruh wartawan Malaysia melaksanakan fungsinya secara professional. Wartawan harus bersatu untuk memerangi hoax, berita palsu, sebab itulah musuh pers terutama, musuh seluruh masyarakat. Sebelumnya, ia menerima "Deklarasi Melaka" yang disusun insan pers mengenai kebebasan pers Malaysia.

Sambutan Ismail yang mendapatkan tepuk tangan paling riuh ialah ketika mengumumkan bantuan 1 juta Ringgit Malaysia ( Rp,3,3 M) untuk membiayai program Iswami. Termasuk merintis pembentukan organisasi Persatuan Wartawan Malaysia, seperti PWI di Indonesia.Ismail Sabri mengharapkan juga media dan wartawan Malaysia memperluas hubungan kerjasamanya dengan rekan-rekan wartawan di negara jiran ( Asean) dengan menjadikan ISWAMI sebagai model.

“Pemerintah akan terus memberikan dukungan kepada program-program yang sesuai untuk dilaksanakan. Kalau perlu bantuan untuk Iswami ditambah," ucapnya kembali yang disambut tepuk tangan riuh hadirin.// Jamuan Iswami //

Editor : Eriandi, S.Sos
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini