Heboh Aliran Sesat 'Hakekok', Ketua MUI: Karena Himpitan Hidup dan Minim Pengetahuan Agama

×

Heboh Aliran Sesat 'Hakekok', Ketua MUI: Karena Himpitan Hidup dan Minim Pengetahuan Agama

Bagikan berita
Foto Heboh Aliran Sesat 'Hakekok', Ketua MUI: Karena Himpitan Hidup dan Minim Pengetahuan Agama
Foto Heboh Aliran Sesat 'Hakekok', Ketua MUI: Karena Himpitan Hidup dan Minim Pengetahuan Agama

SERANG - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Banten, A.M Romly menyebutkan, aliran Hakekok yang menggemparkan masyarakat Kabupaten Pandeglang ternyata sudah ada sejak lama. Tak hanya di Banten, aliran itu juga sudah tersebar di beberapa daerah."Itu bukan sekarang saja, dari dulu ada, di setiap daerah ada. Baru muncul, dari dulu sudah ada di daerah. Hakekok itu sudah dulu ada, cuma timbul tenggelam, tidak banyak pengikutnya. Itu timbul tenggelam, kadang ada di Lebak, Tangerang, Serang," katanya saat dihubungi, Jumat (12/3/2021).

Romly menegaskan, ritual aliran Hakekok tidak sesuai dengan ajaran agama yang ada di Indonesia. Secara syariat, agama tidak mengajarkan pelaksanaan ibadah dengan cara tanpa busana dan berjamaah."Jelas kalau mandi ramai-ramai, telanjang kalau di ajaran agama sesat sudah. Kecuali sendiri, di kamar mandi juga telanjang. Kalau ramai-ramai di tempat pemandian sudah di luar syariah," tegasnya.

A.M Romly menduga, ritual itu disebabkan karena himpitan hidup yang susah. Di tambah, para pengikut aliran itu minim pengetahuan terhadap ilmu agama. Sehingga, ritual itu digelar untuk meminta petunjuk kemudahan dalam hidup.Ia tidak mengetahui secara pasti jumlah warga yang telah mengikuti aliran Hakekok. Namun yang pasti, aliran itu diwariskan secara turun-temurun.

"Orang yang berkeyakinan pada ajaran itu berbagai cara untuk cari pengikut dengan iming-iming apa gitu. Mungkin dia sendiri, tapi ada keluarga lain," ujarnya.MUI, kata dia, akan melakukan pembinaan terhadap warga yang mengikuti aliran Hakekok agar tidak ada lagi keresahan masyarakat.

"Kalau dia pulang ke rumahnya nggak perlu ke Pesantren, kan ada MUI kecamatan, ada para kiyai tinggal di koordinasikan aja. Biarkan hidup sehari-hari biar tenang sesuai garapan masing-masing, petani, dan pedagang. Artinya, pembinaan khusus kepada mereka harus dilakukan. Sudah MUI sampai kecamatan sudah bergerak. Pokoknya sudah kondusif, nggak ada apa-apa lagi," tuturnya. (rn/*)

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini